Jakarta | Jabar Pos – Refly Harun, Pakar Hukum Tata Negara menilai pembubaran Diskusi Diaspora yang dihelat oleh Forum Tanah Air (FTA) di Hotel Grand Kemang, bukan kejadian pidana biasa, bahkan terindikasi sudah terencana.
“Bayangkan, orang mau berdiskusi di tempat tertutup, tetapi mau dibubarkan. Orang unjuk rasa saja tidak boleh dibubarkan, apalagi ini di tempat tertutup. Sangat memprihatinkan. Karena itu tidak heran muncul spekulasi bahwa ini sudah direncanakan,” kata Refly Harun dalam siaran di laman YouTube (1/10/2024).
Refly Harun sendiri hadir dalam Diskusi Diaspora FTA itu sebagai salah satu pembicara. Dalam video yang viral, akademisi kelahiran Palembang itu tidak ikut-ikutan emosional saat kelompok Orang Tidak Dikenal (OTK) merangsek masuk, membubarkan acara, melakukan perusakan dan penganiayaan.
“Jadi, ketika mereka menggeruduk saya sengaja diam. Kenapa diam? Ya, saya bukan orang yang ingin beradu fisik, karena saya menghormati hukum, hak-hak saya itu saya tahu,” ungkap Refly Harun.
Aksi premanisme itu dikoordinir oleh pria berambut kuncir berinisial FEK yang belakangan viral dan telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya. Dikatakan oleh FEK, bahwa tindakan mereka merupakan perintah langsung dari atasan.
“Ya, tetapi, katanya sudah perintah langsung, kita tidak tahu perintah langsung siapa?” ucapnya.
Refly Harun turut menyebutkan, beberapa koleganya yang hadir dalam diskusi tersebut, konon sempat berkoordinasi dengan petinggi-petinggi Negara. Namun, ia tidak tahu pasti apa tanggapan mereka.
“Ada konspirasi yang mengatakan ini persaingan si A si B, persaingan Elite dan sebagainya, tetapi bisa jadi juga, pengalihan isu Fufufafa. Agar kemudian tekanan terhadap Fufufafa berkurang,” tukas Refly Harun.
“Jangan lupa, ya, Fufufafa kalau dituntut, itu bisa tidak dilantik sebagai Wakil Presiden, karena tidak lagi memenuhi syarat, melakukan perbuatan tercela. Mulai lima, sepuluh tahun yang lalu, sampai sekarang. Yaitu tidak mengakui bahwa itu akun miliknya,” imbuhnya.
Fufufafa merupakan akun Kaskus yang menurut Roy Suryo, Pakar Telematika, akun tersebut 99,9 persen adalah milik Gibran.
“Bahkan, orang yang mengatakan 99,9 persen (Roy Suryo), itu dilaporkan ke Polisi. Ini kan aneh sekali,” pungkas Refly Harun. (far)