Sukabumi – Suasana Jalan Syamsudin, Kota Sukabumi, mendadak riuh dengan teriakan massa. Mereka, yang disebut sebagai demonstran simpatisan salah satu pasangan calon, menolak hasil Pleno Pilkada dan nekat melakukan tindakan anarkis. Aksi anarkis ini terjadi berulang kali, bahkan massa dilengkapi dengan senjata tajam seperti pedang dan celurit panjang.
Dari arah berseberangan, petugas pengendalian masyarakat (dalmas) dari Polres Sukabumi Kota bersiaga. Saat situasi semakin memanas dan massa tak terkendali, Detasemen 45 Anti Anarki Polda Jabar pun turun tangan. Anggota Brimob menggunakan tameng anti huru hara, sementara berbagai benda dilemparkan massa ke arah polisi yang berlindung di balik tameng. Di belakang mereka, Armored Water Canon (AWC) siap menyemprotkan air untuk memukul mundur massa yang terus merangsek maju.
Kekacauan yang terjadi pada Rabu (7/8/2024) siang itu hanyalah adegan dalam simulasi pengamanan Pemilu 2024 yang dilakukan Polres Sukabumi Kota. “Tujuan simulasi ini untuk memberikan gambaran situasi yang kemungkinan akan terjadi dan bagaimana cara penanganannya. Ini juga menunjukkan bahwa kami siap melaksanakan pengamanan,” ujar Kapolres Sukabumi Kota AKBP Rita Suwadi kepada awak media di Balai Kota Sukabumi.
Rita menjelaskan, setidaknya 575 personel gabungan TNI, Polri, Dinas Perhubungan, dan Satpol PP akan disiagakan untuk pengamanan Pilkada November 2024 mendatang. Pihaknya juga telah melakukan pemetaan wilayah kerawanan di Kota Sukabumi. “Apabila situasi terjadi, penanganan akan dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Pemetaan sudah dilakukan,” tegasnya.
Simulasi ini menampilkan berbagai adegan dengan perkiraan kondisi yang mungkin terjadi. Salah satunya adalah simulasi penculikan Ketua KPU Kota Sukabumi oleh kelompok anarko. Tim taktis langsung bergerak untuk melumpuhkan penculik.
Ketua KPU Kota Sukabumi Iman Sutrisno menambahkan, dalam simulasi tersebut, kantor KPU menjadi ring 1 titik pengamanan petugas. Pihaknya juga akan dikawal dan disimulasikan dievakuasi apabila keadaan tidak memungkinkan untuk melanjutkan tahapan Pilkada.
“Simulasi hari ini menunjukkan keseriusan dalam menyiapkan keamanan dan ketertiban. Tugas kami adalah berupaya agar situasi seperti ini tidak terjadi. Artinya, penyelenggaraan pemilu yang adil, jujur, dan sesuai amanat UU adalah bagian dari tugas kami,” kata Iman.
“Ada protokol ketat yang menjadi standar TNI Polri dalam mengamankan PIC maupun VIO. Saya percaya kita semua akan aman. Saya sendiri sudah percaya diri bahwa kita akan menghindari situasi yang tidak kita inginkan,” tutupnya.