Jakarta | Jabar Pos – Pemerintah menunda persetujuan penjualan lokal model iPhone terbaru Apple, karena raksasa teknologi Amerika Serikat belum berkomitmen pada investasi manufakturnya sebesar US$1 miliar dan memenuhi kewajiban konten lokalnya, kata Menteri Industri Agus Gumiwang Kartasasmita.
Indonesia ingin Apple Inc. melihat negara itu bukan hanya sebagai pasar untuk perangkatnya, tetapi juga basis produksi dan bagian dari rantai pasokan globalnya.
Apple telah menerima proposal pemerintah tetapi belum berkomitmen untuk melanjutkannya.
“Belum ada komitmen resmi dari mereka untuk membangun sebuah pabrik. Yang kalah di sini adalah mereka,” kata menteri pada hari Rabu (11/12).
Dia menekankan, hingga Apple belum juga memenuhi tuntutan pemerintah, perangkat barunya tidak akan menerima izin untuk memasuki pasar di Indonesia.
Pemerintah telah memblokir penjualan seri iPhone 16 Apple di negara ini, setelah menemukan bahwa perusahaan tersebut melanggar aturan konten lokal yang menetapkan tarif minimum 35 persen untuk produknya.
Apple telah membuat tawaran investasi sebesar $100 juta pada akhir November, tetapi gagal meyakinkan pemerintah untuk mencabut larangan tersebut.
Kebuntuan tersebut mencerminkan dorongan Indonesia untuk mengamankan investasi manufaktur bernilai tinggi dengan memanfaatkan posisinya sebagai pasar konsumen yang menguntungkan.
Tahun lalu, Apple menjual 2,17 juta smartphone, tablet, dan laptop di ekonomi terbesar Asia Tenggara untuk menghasilkan lebih dari Rp 30 triliun ($1,9 miliar), menurut data dari Kementerian Industri.
Namun, pada saat yang sama, ada integrasi minimal Indonesia dalam rantai nilai global (GVC) perusahaan. Mencatat bahwa pengembang aplikasi Geo Corporation saat ini adalah satu-satunya perusahaan Indonesia dalam rantai pasokan Apple.
“Kami bekerja sama dengan Menteri Investasi dan Hilir. Di mana kami ingin bernegosiasi, dan tentu saja kami ingin Apple segera membawa investasi ke Indonesia, dan investasi harus berupa fasilitas produksi atau pabrik,” tambahnya.
Menteri investasi Rosan Roeslani, yang juga mengepalai Dewan Koordinasi Investasi (BKPM), mengatakan pada hari Rabu (11/12) bahwa Apple telah menyerahkan dokumen yang menyatakan niatnya untuk menginvestasikan $1 miliar di Indonesia pada tahun 2026, menunjukkan bahwa mereka serius berinvestasi di negara tersebut.
Sementara itu, pemerintah masih dalam pembicaraan dengan perusahaan untuk menyusun jadwal, kata Rosan, menambahkan bahwa Kementerian Perindustrian menuntut tanggal mulai untuk investasi tahun depan.
“Mereka ingin memulai investasi pada tahun 2026. Itu hanya permintaan untuk lebih banyak waktu. Kami sedang menegosiasikan jadwal dan mendorong realisasi investasi pada tahun 2025,” katanya.
Investasi Apple juga akan mencakup membawa vendor utamanya ke negara itu. Rosan menjelaskan bahwa dibutuhkan 320 vendor untuk memproduksi satu iPhone.
Para vendor diharapkan menghasilkan setidaknya $1 miliar dalam penjualan, menurut perkiraan Kementerian Industri. (die)