Jakarta | Jabar Pos – Pemerintah berencana untuk segera membentuk gugus tugas untuk mengatasi demam babi Afrika yang menyebar luas (ASF), yang telah ditemukan di 32 provinsi di negara ini pada tahun lalu membunuh ribuan babi.
Menteri Pangan Koordinator Zulkifli Hasan mengatakan penyakit babi virus terdeteksi di daerah peternakan babi utama, termasuk Bali, Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur dan Papua, dengan lonjakan baru-baru ini terdeteksi di Nabire, Papua Tengah.
Zulhas lebih lanjut menekankan bahwa ASF bukanlah penyakit zoonosis, yang berarti tidak dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Bagaimanapun, wabah telah mempengaruhi pasokan daging babi, yang biasanya dalam permintaan tinggi selama musim Natal dan Tahun Baru.
“Kami akan segera mengatasi masalah ini,” kata Zulkifli pada hari Rabu (18/12) setelah pertemuan dengan lembaga terkait termasuk Kementerian Pertanian dan Badan Karantina Nasional (Barantin).
Dia menambahkan bahwa gugus tugas ASF akan dibentuk pada akhir tahun ini.
Kantor Keamanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta mengkonfirmasi secara terpisah bahwa ASF berbeda dengan flu babi yang dapat ditularkan ke manusia dan, dalam beberapa kasus, mengakibatkan kematian.
Penyakit demam babi Afrika ini disebabkan oleh virus. Virus ini bisa membuat babi sakit dengan tingkat kematian 100 persen.
Umumnya, virus ini dapat menyebar dengan kontak langsung dengan melalui hewan babi yang terinfeksi ASF serta dengan kontak tidak langsung, melalui pakan sisa dan dari peternak. (die)