Jabarpos.id melaporkan, rupiah berhasil bertahan di angka Rp16.820 per dolar AS pada penutupan perdagangan Kamis (17/4/2025). Kondisi ini terbilang stagnan, tidak mengalami perubahan signifikan dibandingkan penutupan hari sebelumnya. Meski demikian, pergerakan ini menyimpan misteri di baliknya.
Data Refinitiv menunjukkan rupiah stagnan 0% terhadap dolar AS. Angka ini sedikit berbeda dengan penutupan Rabu (16/4/2025) yang menunjukkan pelemahan tipis 0,06% di level yang sama. Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) justru mengalami kenaikan 0,18% pada pukul 14:59 WIB, mencapai angka 99,55. Kenaikan ini terjadi dibandingkan penutupan hari sebelumnya di angka 99,38.

Pergerakan pasar hari ini dipengaruhi oleh berbagai faktor. Para pelaku pasar tengah mencermati kebijakan moneter The Fed di tengah ketidakpastian perang dagang. Jerome Powell, Ketua The Fed, dalam pidatonya memperingatkan potensi inflasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi akibat tarif. Hal ini dapat menyulitkan The Fed dalam menjalankan mandat ganda, yaitu menjaga stabilitas harga dan mencapai lapangan kerja maksimal.
Powell juga memberi sinyal bahwa The Fed tidak akan terburu-buru menurunkan suku bunga, menunggu kejelasan situasi lebih lanjut. Sementara itu, harapan akan negosiasi dagang antara AS dan China muncul, dengan laporan Beijing yang menyatakan keterbukaan untuk bernegosiasi di bawah kondisi tertentu. Di sisi lain, data penjualan ritel AS yang melonjak di bulan Maret, menunjukkan pertumbuhan terkuat dalam lebih dari dua tahun, menjadi indikator ketahanan konsumen. Namun, sentimen ini tampaknya belum mampu menggeser posisi rupiah secara signifikan.
Analisis jabarpos.id menunjukkan, meskipun ada beberapa sentimen yang berpotensi menekan rupiah, pergerakannya tetap relatif tenang. Faktor apa lagi yang mempengaruhi stabilitas rupiah ini? Pertanyaan ini masih menjadi teka-teki yang perlu dikaji lebih lanjut.





