Jabarpos.id – Gelombang protes terhadap pariwisata di Spanyol mencapai puncaknya dengan munculnya grafiti mengancam wisatawan. Grafiti bernada “Bunuh Turis” bermunculan di berbagai lokasi, memicu ketegangan dan kekhawatiran.
Berdasarkan laporan dari Mirror UK, Pulau Mallorca menjadi salah satu wilayah yang paling terdampak. Warga pulau ini telah melakukan demonstrasi sejak musim semi tahun 2024, menentang membanjirnya wisatawan.
Penduduk setempat menuding wisatawan sebagai penyebab meningkatnya biaya perumahan, gentrifikasi, dan kerusakan lingkungan. Mereka merasa terpinggirkan dan kesulitan untuk mendapatkan tempat tinggal di pulau mereka sendiri.
Mallorca Daily Bulletin melaporkan, grafiti “Bunuh Turis” ditemukan di beberapa lokasi di kota Manacor, Mallorca. Partai Partido Popular (PP) yang berhaluan kanan di Manacor mengecam aksi vandalisme tersebut.
Juru bicara PP, Maria Antònia Sansó, menegaskan bahwa grafiti tersebut tidak mewakili perasaan mayoritas penduduk Manacor. Ia mengakui adanya keresahan sosial terkait dengan kepadatan wisatawan, namun menekankan bahwa tindakan vandalisme tersebut tidak dapat dibenarkan.
Data menunjukkan bahwa Spanyol mencatat peningkatan jumlah wisatawan yang signifikan pada kuartal pertama tahun 2024, dengan tambahan 24 juta wisatawan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah ini merupakan peningkatan tahunan sebesar 14,5%.
Mallorca juga mengalami lonjakan jumlah wisatawan. Pada tahun 2023, jumlah wisatawan mencapai 17,8 juta, meningkat drastis sebesar 1,3 juta dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun ini, diperkirakan jumlah wisatawan akan mencapai 20 juta.
Baru-baru ini, sekitar 10.000 pengunjuk rasa turun ke jalan untuk menentang pariwisata di pulau tersebut. Pere Joan Femenia, dari kelompok Menys Turisme, Mas Vida (Kurangi Pariwisata, Tambah Kehidupan), menyatakan bahwa pariwisata massal telah menyulitkan penduduk lokal untuk tinggal di pulau mereka sendiri.
“Kami ingin mengurangi pariwisata massal dan melarang non-penduduk membeli rumah yang hanya digunakan selama beberapa bulan dalam setahun atau untuk spekulasi,” tegas Femenia.
Munculnya grafiti “Bunuh Turis” menjadi bukti nyata kekecewaan dan kemarahan warga Spanyol terhadap pariwisata massal yang dianggap merugikan mereka. Pemerintah Spanyol dihadapkan pada tantangan untuk mengatasi keresahan sosial ini dan mencari solusi yang adil bagi semua pihak.