Dunia yang kita kenal saat ini ternyata menyimpan banyak misteri, termasuk keberadaan benua-benua yang hilang ditelan lautan. Jejak keberadaan mereka masih bisa ditelusuri, memberikan petunjuk tentang bagaimana bumi berevolusi selama jutaan tahun.
Salah satu benua yang hilang adalah Sundaland, yang diperkirakan merupakan cikal bakal Indonesia pada Zaman Es. Jabarpos.id melansir, Sundaland merupakan daratan luas yang meliputi wilayah Selat Malaka, Laut Jawa, dan Laut Natuna. Saat permukaan air laut turun, Sundaland muncul ke permukaan, menghubungkan wilayah Indonesia Barat dan Semenanjung Malaysia. Namun, seiring berakhirnya Zaman Es, Sundaland pun tenggelam, meninggalkan jejaknya di wilayah Indonesia Barat dan Semenanjung Malaysia.
Selain Sundaland, ada juga Zealandia, yang diresmikan sebagai benua kedelapan yang tenggelam pada tahun 2017. Luasnya mencapai 4,9 kilometer persegi, atau sekitar 2,5 kali luas daratan Indonesia. Zealandia diperkirakan merupakan bagian dari superkontinen Gondwana yang terbentuk sekitar 550 juta tahun silam. Namun, studi terbaru mengindikasikan bahwa benua ini berusia lebih dari 1 miliar tahun. Saat ini, hanya Selandia Baru yang tersisa dari Zealandia.
Sahulland merupakan daratan lain yang hilang, meliputi wilayah Papua, Australia, Papua Nugini, dan Tasmania. Nugini terpisah dari daratan Australia sekitar 8.000 tahun lalu, dan Tasmania sekitar 6.000 tahun lalu. Seiring berakhirnya Zaman Es, Sahulland pun tenggelam, menyisakan Australia dan Papua.
Terakhir, Doggerland merupakan benua yang menghubungkan Britania Raya dan daratan Eropa pada periode Glasial Akhir. Saat ini, Doggerland telah tenggelam, menyisakan wilayah Inggris, Skotlandia, dan Irlandia. Sebuah hipotesis terbaru menunjukkan bahwa sebagian besar daratan pesisir Doggerland dibanjiri oleh tsunami yang disebabkan oleh tanah longsor bawah laut di lepas pantai Norwegia sekitar tahun 6200 SM.
Keberadaan benua-benua yang hilang ini memberikan gambaran tentang perubahan besar yang terjadi di bumi selama jutaan tahun. Mereka menjadi bukti bahwa permukaan bumi tidaklah statis, melainkan terus berubah seiring waktu. Penelitian tentang benua-benua yang hilang ini terus dilakukan, diharapkan dapat mengungkap lebih banyak rahasia tentang sejarah bumi dan kehidupan di masa lampau.