Jakarta | Jabar Pos – Kementerian Perhubungan (Kemenhub), berencana menaikkan tarif tiket KRL Commuter Line. Diakui, pihaknya telah membuat kajian untuk menaikkan tarif sebesar Rp1.000.
Risal Wasal, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan mengungkapkan hal ini, di tengah polemik subsidi KRL yang diubah menjadi berbasis Nomor Induk Kependudukan (NIK). Meski sudah membuat kajian, dikatakan Pemerintah belum memutuskan opsi mana yang dipilih.
“Kajian menaikkan tarif KRL ada sebenarnya, saat itu kita mau menaikkan sebanyak Rp1.000. Waktu itu ya, Rp1.000-Rp2.000 itu posisinya,” ungkapnya pada Kamis, (12/9/2024).
“Tapi itu belum, untuk penerapannya belum. Kajian itu ada, hanya cuma naik Rp1.000,” imbuhnya.
Kembali ia menegaskan, Kemenhub belum mengambil sikap apapun terkait rencana kenaikan tarif KRL itu. Pun dengan rencana menjalankan skema subsidi KRL berbasis NIK. Ia menekankan masih menunggu arahan, terutama dari Pemerintahan baru yang dipimpin Presiden terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto.
“Sampai sekarang belum ya, karena belum ada keputusan apakah itu naik atau tidaknya. Tunggu saja, kita tunggu kabinet baru. Baru kita seperti apa arahnya ya. Pokoknya kita tidak tebak-tebakan dulu. Saya menunggu arahan dulu yang terbaru nantinya,” tandasnya.
Di lain sisi, meski keberatan dengan rencana kenaikan ini, para pengguna KRL Commuter Line yang kerap disebut Rekan Commuters atau Anak Kereta (Anker), memilih pasrah dan setuju jika kenaikan tarif di angka Rp1.000-Rp2.000. Dengan syarat, kenaikan itu harus selaras dengan perbaikan sarana dan prasarana, mulai dari penambahan AC hingga gebong atau rangkaian perjalanan. Mengingat, pengguna Commuter Line di waktu pergi dan pulang bekerja (rush hour) sangat membludak.
Para pengguna jasa KRL Commuter Line pun meminta, pihak Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk dapat memaksimalkan dan memperbaiki fasilitas guna memudahkan penumpang, misalnya memperbaiki eskalator yang kerap kali gangguan. Lift yang disediakan juga sering mati, dan tidak bisa digunakan. Padahal, fasilitas tersebut sangat dibutuhkan, terutama bagi penumpang lansia hingga ibu hamil. (far)