Bandung, Jabarpos.id – Produksi mangga gedong gincu di Jawa Barat sedang melimpah ruah. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman, mengungkapkan bahwa lima kabupaten di Jawa Barat, yaitu Sumedang, Cirebon, Kuningan, Majalengka, dan Indramayu, menjadi pusat produksi buah manis ini.
"Dari lima daerah tersebut, kapasitas ekspor buah-buahan mencapai 451.174 ton per tahun," ungkap Herman saat ditemui di Bandung, Kamis (15/8/2024). "Ini merupakan 15% dari total ekspor mangga nasional. Jawa Timur dan Jawa Tengah berada di posisi pertama dan kedua, sementara Jawa Barat menempati posisi ketiga sebagai eksportir mangga terbesar," tambahnya.
Herman juga menyampaikan bahwa ekspor mangga gedong gincu ke Jepang saat ini memasuki tahap finalisasi. Pemprov Jabar siap mengirimkan ekspor perdana pada bulan Oktober 2024. "Neraca perdagangan Jawa Barat dengan Jepang menunjukkan surplus sebesar 1,4 miliar USD, dengan total ekspor mencapai 3,1 miliar USD dan impor 1,7 miliar USD. Kami terus berupaya untuk meningkatkan ekspor komoditas potensial Jawa Barat, dan ekspor mangga gedong gincu ini menjadi salah satu langkah strategis," jelasnya.
Mangga gedong gincu merupakan salah satu buah unggulan Provinsi Jawa Barat, sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 31 tahun 2018 tentang Pengembangan Buah-Buahan serta Sayuran Unggulan dan Prospektif di Daerah Provinsi Jawa Barat. Namun, tantangan terbesar dalam ekspor mangga gedong gincu adalah memenuhi standar internasional. Salah satu persyaratan utama adalah buah yang akan diekspor harus bebas dari lalat buah.
Pemprov Jabar bekerja sama dengan Balai Karantina dan Institut Pembangunan Jawa Barat (InJabar), lembaga think tank milik Universitas Padjadjaran, serta para eksportir untuk memastikan terpenuhinya standar yang dipersyaratkan. "Kami telah melalui proses panjang untuk memenuhi standar internasional, termasuk antisipasi lalat buah. Alhamdulillah, semua persyaratan telah terpenuhi. Mudah-mudahan pada bulan Oktober, Jawa Barat dapat mengirimkan ekspor perdana Mangga Gedong Gincu," ujar Herman.
Ekspor perdana mangga gedong gincu ke Jepang merupakan hasil dari negosiasi panjang selama 17 tahun dengan Ministry of Agriculture, Forestry and Fisheries (MAFF) Jepang. Selama ini, Jepang menganggap Jawa Barat sebagai tempat berkembang biak lalat buah bactrocera occipitalis, sejenis organisma hama penganggu. Padahal, jenis lalat ini hanya terdapat di Pulau Kalimantan, dan tidak ada lalu lintas mangga dari Kalimantan ke Jawa Barat. Argumentasi ini diperkuat dengan hasil uji yang dilakukan Injabar dan Balai Karantina, yang membuktikan bahwa mangga gedong gincu dari Sumedang, Majalengka, Indramayu, dan Cirebon bebas dari lalat buah.
Negosiasi akhirnya menemui titik terang pada Februari 2024, ketika MAFF mengirimkan surat resmi yang mengizinkan ekspor mangga gedong gincu ke Jepang. Untuk memperlancar proses ekspor, Pemprov Jabar juga telah menjalin kerja sama bilateral dengan IJEPA (Indonesia – Japan Economic Partnership Agreement) dan kerja sama multirateral dengan AJCEP (ASEAN – Japan Comprehensive Economic Partnership).
"Tahun ini, insya Allah kita akan melakukan eksekusi ekspor perdana. Rapat persiapan terakhir telah selesai. Keuntungan yang bisa kita manfaatkan adalah perjanjian IJEPA dan AJCEP, yang memungkinkan tarif masuk 0%," pungkas Herman.