Jakarta – Kisah pilu dialami seorang ABG berusia 14 tahun asal Islandia yang terlantar di Roma, Italia, akibat gagal terbang. Ia terpaksa menunggu penerbangan selanjutnya selama seminggu setelah maskapai Wizz Air mengabaikan kondisinya.
Melansir Jabarpos.id, anak laki-laki tersebut tengah mengikuti perkemahan olahraga di Italia bersama sekelompok remaja dan seorang dewasa. Namun, saat tiba di Roma, ia diberitahu bahwa tiket pesawatnya bermasalah. Ia pun harus merogoh kocek lagi untuk mendapatkan tiket baru dan hanya dibantu oleh ibunya, Arna Aspar HerdÃÂsardóttir yang berada di Islandia.
Sayangnya, upaya tersebut tak membuahkan hasil. Sang anak tetap tak mendapatkan tempat duduk di pesawat. Di gerbang keberangkatan, ia terdiam tak berdaya melihat pesawat penuh dan tak bisa naik.
"Dia sangat, sangat ketakutan. Saya pikir itu terasa sangat, sangat mengerikan dan menakutkan baginya," ungkap HerdÃÂsardóttir kepada The Mirror.
Ironisnya, meskipun pihak maskapai mengetahui usia anak tersebut, mereka tak melakukan apa pun. Orang dewasa yang bepergian bersama kelompok tersebut pun ditawarkan untuk bertukar kursi, namun tak bisa karena harus menjaga anak-anak lainnya.
"Mereka hanya menawarkan kompensasi sebesar 250 Euro atau sekitar Rp 4,3 juta dan mengatur akomodasi untuknya di Roma selama seminggu hingga penerbangan berikutnya ke Islandia. Mereka pikir itu hanyalah hal biasa untuk anak berusia 14 tahun," ujar HerdÃÂsardóttir kepada media Islandia.
Beruntung, ada pasangan lain yang juga diturunkan dari penerbangan tersebut dan merawat remaja itu di bandara. Sementara HerdÃÂsardóttir juga memesan penerbangan yang sangat mahal untuk anaknya dengan maskapai Icelandair, diperkirakan seharga 300 ribu ISK atau sekitar Rp 34 juta.
Akhirnya, sang anak pun bisa kembali melakukan perjalanan pulang bersama pasangan yang dikeluarkan tersebut. Namun, mereka juga harus mengurus tabungannya demi memesan tiket penerbangan lain.
"Saya tidak mengerti bagaimana hal ini bisa begitu kacau," kata salah satu dari pasangan itu, Telma Rós Jónsdóttir kepada mbl.is.
Menanggapi kejadian ini, juru bicara Wizz Air menyampaikan permintaan maaf.
"Kebijakan kami mengizinkan anak-anak berusia 14 tahun ke atas untuk bepergian tanpa pendamping dan informasi ini dapat ditemukan di situs web Wizz Air. Kami ingin meminta maaf kepada penumpang yang terkena dampak atas ketidaknyamanan ini dan kami sedang meninjau situasi ini secara internal," ujar juru bicara maskapai.
Kisah ini menjadi sorotan dan mengundang keprihatinan publik. Perlakuan maskapai terhadap anak berusia 14 tahun tersebut dinilai tidak manusiawi dan menimbulkan pertanyaan besar tentang standar pelayanan maskapai penerbangan.