Jakarta | Jabar Pos – Setidaknya tiga perusahaan farmasi India mengincar peluang investasi di Indonesia, menurut Duta Besar India untuk Indonesia Sandeep Chakravorty.
Dia mengatakan perusahaan seperti MSN Laboratories dan Dr. Laboratorium Reddy ada dalam daftar.
“Di India, kami memiliki program besar yang disebut Jan Aushadhi, di mana obat-obatan tersedia dengan harga terendah untuk orang miskin dan untuk semua orang. Kami ingin melihat apakah model tersebut dapat diterapkan di Indonesia,” kata Chakravorty di Forum Sinergi Investasi India-Indonesia pada hari Jumat (6/12).
Dia juga mencatat kolaborasi antara penyedia layanan kesehatan India dan Indonesia, mengutip Rumah Sakit Apollo India dan Rumah Sakit Artemis menjalin kemitraan dengan rekan-rekan lokal.
Pada bulan Oktober, presiden Joko Widodo mendirikan zona ekonomi khusus (KEK) untuk pariwisata dan kesehatan di Batam, dengan Rumah Sakit Apollo dan operator rumah sakit lokal Mayapada Healthcare sebagai investor utama. Kedua perusahaan berencana untuk berkolaborasi untuk membangun Rumah Sakit Internasional Mayapada Apollo Batam, yang akan mulai beroperasi pada tahun 2026.
Sementara itu, Rumah Sakit Artemis menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan penyedia layanan kesehatan lokal Rumah Sakit Abdi Waluyo pada 20 November.
Perjanjian tersebut mencakup kemitraan klinis, pertukaran pengetahuan dan program pelatihan perawat dan juga memungkinkan Abdi Waluyo untuk membawa dokter dari India untuk menangani kasus medis yang kompleks.
Chakravorty menyatakan bahwa kolaborasi antara India dan Indonesia juga dapat mencakup investasi Indonesia di India, mencatat bahwa 17 perusahaan Indonesia telah berinvestasi di sana.
“Kami memiliki kunjungan tingkat tinggi yang akan datang awal tahun depan dari pemerintah Indonesia ke India, dan saya akan mengatakan acara ini berfungsi sebagai persiapan untuk itu. Diskusi yang kita miliki hari ini dapat mengarah pada perjanjian, MOU atau keputusan investasi, yang akan kita umumkan selama kunjungan tingkat tinggi,” katanya.
Selama forum hari Jumat, Menteri Koordinator Ekonomi Airlangga Hartarto menekankan bahwa India adalah mitra penting bagi Indonesia dengan perdagangan bilateral sekitar US$27 miliar per tahun tumbuh sekitar 20 persen per tahun. Dengan demikian, dia menekankan pentingnya membangun jembatan antara kedua negara, tidak hanya dalam perdagangan tetapi juga dalam investasi.
“Bersama-sama, kita dapat berkolaborasi di berbagai sektor, seperti industri digital, usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), sektor perawatan kesehatan, termasuk pengembangan vaksin dan produk farmasi, telekomunikasi, dan bidang strategis lainnya,” katanya
Di sela-sela KTT Kelompok Dua Puluh (G20) di Brasil pada bulan November, Presiden Prabowo Subianto mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Selama pertemuan, para pemimpin membahas kemitraan strategis di berbagai sektor, termasuk perawatan kesehatan.
Prabowo menunjuk pada kekurangan dokter di Indonesia dan menyarankan agar India dapat membantu dengan mengirim guru dan dokter spesialis untuk melatih mahasiswa di perguruan tinggi kedokteran Indonesia.
Pada hari Senin (2/12), juru bicara kepresidenan Hasan Nasbi mengumumkan bahwa Modi telah mengundang Prabowo untuk menghadiri peringatan Hari Republik India pada bulan Januari tahun depan. (die)