Trenggalek | Jabar Pos – Banjir di kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, telah memutus akses ke JI. Soekarno-Hatta, jalan nasional utama yang mengarah ke pusat kota. Banjir, dipicu oleh hujan lebat pada hari Minggu (15/12) mempengaruhi beberapa kecamatan, termasuk Kelutan dan Tamanan, di kecamatan Trenggalek.
Di kecamatan Kelutan, ketinggian air mencapai 1 hingga 1,5 meter, sementara air banjir di sepanjang jalan utama naik menjadi 80-90 sentimeter di atas bentangan 200 m, benar-benar menghalangi jalan kendaraan serta perkantoran.
Beberapa pengendara sepeda motor yang mencoba melewati jalan yang banjir mengalami mesin mati. Hingga kini, rutenya tetap tidak dapat diakses oleh kendaraan roda empat. Akibatnya, rute utama telah dialihkan melalui kecamatan Karangan.
Badan Penanggulangan Bencana Trenggalek
(BPBD) melaporkan, bahwa banjir dan tanah longsor telah mempengaruhi 541 rumah dan 1.948 penduduk di 18 desa di delapan kecamatan.
Banjir juga melumpuhkan layanan publik penting, menenggelamkan kantor kecamatan, satu pusat kesehatan, dua sekolah dasar dan dua sekolah asrama Islam.
Kerusakan finansial akibat banjir dan tanah longsor diperkirakan mencapai Rp 37 juta, dengan kerugian yang terutama disebabkan oleh runtuhnya tiga pohon mahoni, serta kerusakan pada rumah dan infrastruktur.
Empat rumah dan sebuah masjid di desa Munjungan juga hancur. Kepala kecamatan Kelutan Pamuji Rokhmat mengatakan banjir disebabkan oleh runtuhnya tanggul Sungai Ngasinan di dusun Dukuh, yang gagal menampung air.
“Air belum bisa surut karena ketinggian tanah lebih rendah dari Sungai Ngasinan, sehingga diperlukan pompa untuk mempercepat aliran,” kata Pamuji pada hari Senin (16/12).
Sementara penduduk telah memindahkan barang berharga mereka ke tempat yang lebih tinggi, banyak barang rumah tangga yang dibiarkan terendam.
“Kami tidak bisa memasak karena rumahnya terendam. Kondisi ini benar-benar mengganggu aktivitas sehari-hari kami,” kata Sudin, seorang penduduk desa. (die)