Jabarpos.id – Lembaga pemeringkat Japan Credit Rating Agency, Ltd. (JCR) kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB+ (Investment Grade) dengan outlook stabil pada 22 September 2025. Keputusan ini menjadi bukti nyata kepercayaan dunia internasional terhadap fundamental ekonomi Indonesia yang kokoh.
Keputusan JCR ini didasari oleh beberapa faktor kunci. Pertama, konsumsi domestik yang kuat menjadi mesin penggerak utama pertumbuhan ekonomi. Kedua, kebijakan fiskal yang hati-hati dan terukur menjaga stabilitas keuangan negara. Ketiga, rasio utang publik yang terkendali memberikan ruang gerak bagi pemerintah untuk berinvestasi dalam pembangunan.

Selain itu, JCR juga menyoroti cadangan devisa Indonesia yang tetap tinggi, mencapai US$ 150,7 miliar atau setara 6,3 bulan impor per akhir Agustus 2025. Tren positif investasi langsung juga menjadi faktor penting yang menopang daya tahan ekonomi nasional.
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyambut baik keputusan JCR ini. Ia menyatakan bahwa afirmasi rating dan outlook tersebut mencerminkan keyakinan kuat para pemangku kepentingan internasional terhadap terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia di tengah tantangan global.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi dengan kebijakan stimulus fiskal dan sektor riil Pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas perekonomian," tegas Perry, seperti dikutip jabarpos.id dari keterangan resmi.
JCR memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap terjaga di kisaran 5% dalam jangka menengah. Meskipun pada tahun 2025 berpotensi melambat di bawah 5% akibat melemahnya permintaan eksternal dari penerapan tarif timbal balik AS, namun kinerja ekonomi akan tetap ditopang oleh konsumsi swasta, belanja pemerintah pasca pemilu, investasi infrastruktur, serta ekspor menjelang penerapan tarif.
Dari sisi fiskal, kredibilitas kebijakan fiskal terjaga tercermin pada defisit fiskal yang terjaga di kisaran 2,3%-2,5% PDB serta rasio utang pemerintah tetap di bawah 40%.
Dari sisi eksternal, JCR menilai defisit transaksi berjalan Indonesia diperkirakan masih akan meningkat secara bertahap pada 2025 seiring lemahnya permintaan eksternal akibat penerapan tarif resiprokal AS. Meski demikian, ketahanan eksternal Indonesia tetap terjaga, didukung tren positif investasi langsung serta cadangan devisa yang tetap tinggi.
Sebagai informasi tambahan, jabarpos.id mencatat bahwa JCR sebelumnya mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB+ dengan outlook stabil pada 25 Maret 2024.