Tapanuli | Jabar Pos – Banjir besar berdampak pada beberapa desa di kecamatan Tano Tombangan Angkola dan Batang Angkola di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara pada Rabu (18/12).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan bahwa sekitar 495 keluarga telah terkena dampak banjir, yang mengakibatkan 10 orang terluka.
Sekitar 250 keluarga terpaksa mengungsi ke tempat penampungan sementara, termasuk Somaninggir Posyandu (pos kesehatan terintegrasi), Gereja GPA di desa Kota Tua di kecamatan Tano Tombangan Angkola dan Istana Hasadaon di distrik Batang Angkola.
Pandapotan Panggabean, seorang penduduk dari desa Kota Tua, berbagi momen mengerikan ketika air banjir melonjak ke pemukimannya, membawa batang kayu besar, pasir, lumpur, dan batu.
“Hujan deras ketika tiba-tiba air membanjiri rumah-rumah dan jalan-jalan,” katanya pada hari Kamis (19/12).
Dia menggambarkan betapa cepatnya air naik dan mengalir dengan kekuatan yang luar biasa.
“Di rumahku, lumpurnya lebih dari satu meter,” katanya.
Untungnya, dia dan keluarganya berhasil melarikan diri.
“Namun, saya khawatir bahwa banyak rumah dan bangunan telah mengalami kerusakan serius.” ujarnya
Saat ini, Pandapotan dan penduduk lainnya mencari perlindungan di tempat penampungan darurat karena rumah mereka tidak lagi layak huni.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Bencana BNPB Abdul Muhari, mengatakan beberapa area mengalami kedalaman lumpur hingga 50 sentimeter.
Operasi pembersihan sedang berlangsung dengan bantuan penduduk dan pejabat desa.
“Kami bekerja sama untuk membersihkan puing-puing,” kata Abdul pada hari Kamis (19/12).
Abdul juga menyebutkan bahwa Badan Penanggulangan Bencana Tapanuli Selatan (BPBD) telah mengoordinasikan upaya dengan otoritas lokal untuk membantu penduduk dan mengurangi dampak lebih lanjut.
“Saat ini, pemadaman listrik telah dilaporkan di daerah yang terkena dampak, tetapi ketinggian air secara bertahap surut,” katanya.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan Sumatera Utara diperkirakan akan mengalami curah hujan sedang hingga deras selama periode ini. BMKG memperingatkan bahwa peningkatan curah hujan mungkin disertai dengan angin kencang di seluruh wilayah barat dan selatan Indonesia.
Pola cuaca ini terkait dengan penguatan monsun Asia. Selain itu, fenomena La Niña yang lemah dapat meningkatkan curah hujan karena interaksi dengan osilasi Madden-Julian dan gelombang khatulistiwa selama minggu depan. (die)