Jabarpos.id, Jakarta – Pasar modal Indonesia berpotensi menjadi magnet baru bagi investor asing. Chief Investment Officer KISI Asset Management, Barkah Supriadi, memprediksi bahwa Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) berpeluang memangkas suku bunga acuan sebanyak 1-2 kali hingga akhir tahun 2025. Proyeksi ini didasarkan pada data tenaga kerja AS yang menunjukkan tren penurunan.
Lebih lanjut, Barkah menilai bahwa Bank Indonesia (BI) juga memiliki ruang untuk menurunkan BI Rate. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid dan stabilitas nilai tukar Rupiah menjadi faktor pendukung utama.

"Kombinasi antara potensi penurunan suku bunga di AS dan fundamental ekonomi Indonesia yang kuat dapat menjadi daya tarik signifikan bagi investor asing," ujar Barkah dalam dialognya bersama Shinta Zahara di Squawk Box, CNBC Indonesia, Selasa (12/08/2025).
Menurut Barkah, penurunan suku bunga The Fed akan membuat aset-aset di negara berkembang, termasuk Indonesia, menjadi lebih menarik karena menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi. Sementara itu, kemampuan BI untuk menjaga stabilitas Rupiah akan memberikan rasa aman bagi investor asing yang ingin berinvestasi di Indonesia.
Namun, Barkah mengingatkan bahwa investor juga perlu memperhatikan risiko-risiko yang ada, seperti volatilitas pasar global dan perubahan kebijakan pemerintah. Oleh karena itu, diversifikasi portofolio dan pemilihan instrumen investasi yang tepat menjadi kunci untuk meraih keuntungan optimal di pasar modal Indonesia.