jabarpos.id – Harga minyak dunia terpantau stabil pada perdagangan Senin (15/9/2025), di tengah kekhawatiran pasar terhadap potensi gangguan pasokan akibat meningkatnya tensi geopolitik. Serangan drone Ukraina yang menyasar fasilitas energi Rusia menjadi perhatian utama para investor.
Menurut data Refinitiv, pada pukul 10.15 WIB, harga minyak mentah Brent berada di level US$67,28 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan di US$63 per barel. Kondisi ini mencerminkan kehati-hatian pelaku pasar yang waspada terhadap eskalasi konflik.

jabarpos.id melaporkan, serangan drone Ukraina terhadap kilang minyak Rusia berpotensi mengganggu pasokan minyak global, terutama ekspor minyak mentah dan produk olahannya. Dalam sepekan terakhir, harga minyak Brent dan WTI telah mengalami kenaikan lebih dari 1%, dipicu oleh serangan yang menyasar infrastruktur energi Rusia, termasuk terminal ekspor terbesar Primorsk dan kilang Kirishinefteorgsintez.
Analis JPMorgan, Natasha Kaneva, dalam catatannya yang dikutip Reuters, menyatakan bahwa serangan ini mengindikasikan peningkatan kesediaan untuk mengganggu pasar minyak internasional, yang berpotensi memicu tekanan kenaikan harga minyak.
Selain itu, ketegangan politik semakin dalam setelah Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan kesiapan untuk menjatuhkan sanksi yang lebih keras terhadap Rusia. Namun, ia juga mendesak Eropa untuk memperketat kebijakan serupa. "Eropa masih membeli minyak dari Rusia. Saya tidak ingin mereka membeli minyak itu," tegas Trump.
Pelaku pasar juga mencermati prospek permintaan energi di Amerika Serikat. Data ekonomi terbaru menunjukkan adanya pelemahan di pasar tenaga kerja serta kenaikan inflasi, yang menimbulkan keraguan terhadap outlook pertumbuhan ekonomi AS.
Situasi ini menambah sorotan pada rapat kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) yang dijadwalkan pada 16-17 September. Pasar memperkirakan adanya peluang pemangkasan suku bunga oleh The Fed.
Dengan kombinasi antara ketegangan geopolitik dan ekspektasi kebijakan moneter, pasar minyak global diperkirakan akan tetap berfluktuasi dalam jangka pendek. Para pelaku pasar akan terus memantau perkembangan situasi geopolitik dan data ekonomi untuk mendapatkan petunjuk arah harga minyak selanjutnya.