Jakarta | Jabar Pos – Ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Megawati Soekarnoputri, mengatakan demokrasi di negara ini “sekarat” karena dia mengklaim telah menerima laporan tentang mobilisasi besar-besaran para pemimpin regional dan aparat keamanan selama pemilihan kepala daerah baru-baru ini.
“Demokrasi kita berisiko mati karena orang-orang yang berkuasa melakukan segalanya untuk menang, termasuk dengan menggunakan sumber daya dan peralatan bangsa,” kata Megawati pada hari Rabu (27/11).
Dia menyatakan keprihatinan bahwa situasi seperti itu dapat muncul lagi di masa depan. Pernyataannya ini ia ungkapkan setelah mengamati hasil penghitungan cepat dari pemilihan simultan pertama pada hari Rabu (27/11).
Selain dugaan mobilisasi para pemimpin regional, dia telah menerima laporan tentang mutasi petugas polisi untuk tujuan politik pemilihan, khususnya di Jawa Tengah, benteng tradisional PDI-P.
“Ini tidak bisa tanpa pengawasan lagi, mengingat Mahkamah Konstitusi telah membuat keputusan penting bahwa aparat negara yang tidak netral dapat dihukum,” kata Megawati.
Setelah terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Jawa Tengah tiga kali, putri dari presiden pertama Soekarno mengatakan bahwa provinsi ini bukan hanya basis PDI-P, tetapi juga sarang nasionalisme dan patriotisme.
Situasi saat ini menunjukkan pemilihan yang tidak adil, di mana suara rakyat dibungkam. la meminta simpatisan dan anggota PDI-P, bersama dengan semua warga negara Indonesia, untuk tidak takut menyuarakan kebenaran.
Dia menekankan bahwa PDI-P tidak akan berhenti bekerja untuk mengadvokasi keadilan dan melawan intimidasi.
“Pemilihan regional harus mencerminkan perkembangan peradaban, etika, moralitas hati nurani. Kami terus melakukan perlawanan terukur di dalam koridor hukum, meskipun kami tahu bahwa saat ini hukum dibuat semakin jauh dari keadilan.”
Megawati mendorong orang-orang untuk mengumpulkan bukti intimidasi dan penyuapan selama pemilihan regional, termasuk distribusi bansos (bantuan sosial).
Hasil awal dari berbagai jajak pendapat telah menunjukkan pasangan kandidat gubernur Jawa Tengah yang didukung PDI-P, Andika Perkasa-Hendrar Prihadi kalah dari pasangan Ahmad Luthfi-Taj Yasin, yang didukung oleh aliansi pemilihan tenda besar Presiden Prabowo, Koalisi Indonesia Maju (KIM). (die)