close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

32.7 C
Jakarta
Sabtu, September 27, 2025

Terungkap! Biang Kerok Bunga Bank Susah Turun, Ini Kata BI

spot_img

Jabarpos.id, Jakarta – Bank Indonesia (BI) akhirnya buka suara terkait fenomena lambatnya penurunan suku bunga kredit dan deposito perbankan, meski BI Rate telah dipangkas signifikan sepanjang tahun ini. Gubernur BI, Perry Warjiyo, mengungkapkan bahwa salah satu penyebab utamanya adalah tingginya pembiayaan special rate yang diberikan bank kepada deposan besar.

Perry menjelaskan, sejak awal 2025 hingga Agustus, BI telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 125 basis poin (bps) ke level 5%. Namun, respons perbankan terhadap penurunan ini terbilang minim. Bunga deposito satu bulan hanya turun 16 bps dari 4,81% menjadi 4,65% per Agustus 2025. Akibatnya, bunga kredit pun hanya turun tipis, yakni 7 bps dari 9,20% menjadi 9,13% pada periode yang sama.

Baca juga:  Aturan Efek Syariah BEI Berubah Drastis, Saham Syariah Bakal Goyang?
Terungkap! Biang Kerok Bunga Bank Susah Turun, Ini Kata BI
Gambar Istimewa : awsimages.detik.net.id

Menurut Perry, praktik pemberian special rate kepada deposan besar, yang mencapai 25% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) bank, menjadi penghambat utama transmisi kebijakan moneter. Berdasarkan data Bank Indonesia, total DPK industri per Juli 2025 mencapai Rp 8.988,4 triliun. Artinya, bank harus membayar bunga yang relatif tinggi untuk sekitar Rp 2.384 triliun dana yang terparkir dengan skema special rate.

Kondisi ini dinilai menghambat upaya penurunan suku bunga kredit, yang sangat dibutuhkan untuk mendorong penyaluran pembiayaan dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Perry menekankan perlunya penurunan suku bunga deposito dan kredit bank agar dapat meningkatkan penyaluran kredit dan pembiayaan, sebagai bagian dari upaya bersama mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Baca juga:  Batasi Asupan Gula, Cegah Diabetes! Ahli Gizi Beri Saran Jitu

Di sisi lain, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa optimistis bahwa penempatan dana pemerintah senilai Rp200 triliun di lima bank BUMN akan membantu mempercepat penurunan bunga. Dana jumbo tersebut disebar di Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Mandiri, Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Syariah Indonesia (BSI) dengan skema deposito on call. Purbaya meyakini, dengan likuiditas yang memadai, bank tidak perlu lagi "berperang bunga", sehingga suku bunga akan cenderung turun dan berdampak positif bagi perekonomian.

spot_img

Berita Terpopuler

Risiko Menyedihkan Jika Tak Bayar Pinjol!

Sumber informasi dari jabarpos.id menyebutkan bahwa pinjaman online (pinjol) memang memudahkan akses keuangan, namun risiko gagal bayar (galbay) perlu dipahami masyarakat. Kegagalan...

Mengerikan!!! Tahanan Narkoba Dibunuh di Rumah Tahanan Kelas 1 Depok

Depok | Jabar Pos - Kejadian tragis menimpa seorang tahanan berinisial RAJS (26), yang ditemukan meninggal dunia dengan sejumlah luka tusuk dan lebam di...

Prabowo Berikan Pesan Untuk Cabup Cawabup Bogor Rudy Susmanto-Jaro Ade

Bogor | Jabar Pos - Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, menyampaikan pesan untuk Pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil...

Akhirnya Muncul, Kaesang Pangarep Hanya Senyum Saat Ditanya Soal Jet Pribadi

Jakarta | Jabar Pos - Setelah ramai jadi perbincangan publik terkait fasilitas jet pribadi, sehingga banyak pihak mempertanyakan keberadaan dirinya, Kaesang Pangarep, Ketua Umum...

Xiaomi Tinggalkan TV Murah? Fokus Bangun Ekosistem Pintar!

Xiaomi, perusahaan teknologi asal Tiongkok yang dikenal dengan produk-produk terjangkau, dikabarkan akan meninggalkan strategi TV murah. Kabar ini mengejutkan banyak orang, mengingat Xiaomi selama...

Apple dan Nvidia Ingin "Berteman" dengan ChatGPT, Nilai Perusahaan Tembus Rp1.500 Triliun!

Perusahaan pengembang ChatGPT, OpenAI, sedang dalam pembicaraan serius untuk mendapatkan dana segar yang fantastis. Kabarnya, nilai perusahaan ini bakal melesat hingga lebih dari US$100...
Berita terbaru
Berita Terkait