Cirebon – Ahmad Roni Syahroni (65), seorang pedagang bendera merah putih di Kota Cirebon, telah mendedikasikan puluhan tahun hidupnya untuk berjualan bendera menjelang peringatan kemerdekaan Indonesia.
"Saya jualan setiap tahun, di wilayah sekitar sini sejak tahun 1995, sudah lebih dari 25 tahun. Awalnya bukan di sini, tapi di dekat lampu merah. Kalau tidak jualan bendera, saya jualan kerupuk," ujar Roni, Rabu (7/8/2024).
Dengan topi caping bambu merah putihnya, Roni menuturkan bahwa ada perubahan signifikan dalam penjualan bendera dari masa ke masa. "Dulu, sebelum tahun 2000, bendera baru laku di tanggal 10 Agustus ke atas. Sekarang, sudah mulai laku sejak tanggal 1 Agustus," jelasnya.
Roni mengatakan bahwa penjualan bendera akan mulai sepi setelah tanggal 15 Agustus. "Biasanya tanggal 15-16 Agustus sudah mulai sepi pembeli. Jadi, sebelum tanggal 17 Agustus, saya sudah berhenti jualan. Pernah jualan sampai tanggal 17, tapi tidak ada yang beli," ungkapnya.
Setiap hari, Roni berangkat dari Sumber, Kabupaten Cirebon, menuju Jalan Ciremai Raya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, tempat ia berjualan bendera. Ia memulai berjualan dari pukul setengah enam pagi hingga pukul lima sore.
"Saya sengaja berangkat pagi untuk menata bendera agar terlihat menarik. Menata bendera agar menarik membutuhkan waktu cukup lama, apalagi di tempat umum yang banyak dilintasi orang seperti trotoar. Bendera merah putih yang dijual harus enak dipandang dan tidak mengganggu orang yang lewat. Sebelum mulai jualan, saya juga harus izin dulu," jelas Roni.
Meskipun penghasilan dari berjualan bendera tidak menentu, Roni tidak pernah berhenti. Ia terdorong rasa penasaran atas keuntungan yang akan diperoleh. "Kenapa setiap tahun jualan? Karena kalau tidak jualan, selalu penasaran. Istilahnya, untung tidak untung, yang penting jualan," tuturnya.
Roni mengenang masa ketika omset penjualan benderanya cukup besar, yaitu pada tahun 2020. Saat itu, di tengah pandemi Covid-19, bendera yang dijualnya justru laris manis. "Yang paling bagus itu waktu corona. Saya heran, yang lain sepi, tapi saya malah ramai. Alhamdulillah, rezeki pasti Allah kasih. Kalau tidak salah waktu itu, setor bisa sampai lima jutaan, itu omset kotor dari tanggal 1 sampai 15 Agustus," kenang Roni.
Namun, tidak jarang keuntungan yang didapatkan Roni sedikit. "Pernah malah dari tanggal 27 Juli sampai akhir Juli tanggal 31, tidak ada yang beli. Kadang-kadang sehari dua potong, besoknya sekian potong. Tapi Alhamdulillah, kemarin agak banyak," ujarnya.
Bendera merah putih yang dijual Roni cukup bervariasi, mulai dari harga Rp 20.000 hingga Rp 80.000 untuk ukuran bendera yang cukup besar. Selain bendera, ia juga menjual tongkat merah putih seharga Rp 25.000.
Bagi Roni, berjualan bendera merah putih cukup untuk menghidupi keluarganya sehari-hari. "Cukup untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari. Anaknya lima, alhamdulillah sudah menikah semua. Omzet sekarang paling dua juta sampai tiga juta saja sekali setor," pungkas Roni.