Jakarta | Jabar Pos – Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 telah resmi dilaksanakan pada Minggu, 20 Oktober 2024. Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming dilantik di Gedung Nusantara, Senayan, Jakarta. Pidato perdana Prabowo sebagai Presiden menekankan visi dan misinya untuk lima tahun ke depan.
Puluhan delegasi dari negara-negara sahabat juga menghadiri upacara pelantikan Prabowo dan Gibran. Terdapat sekitar 35 perwakilan negara-negara sahabat hadir di acara pelantikan itu. Sebanyak 732 anggota MPR menyaksikan prosesi pengucapan sumpah jabatan tersebut. Sidang Paripurna MPR juga dihadiri para tokoh nasional dan pimpinan partai politik.
Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa kepentingan rakyat akan selalu diutamakan, termasuk bagi mereka yang tidak memilihnya. Ia juga mengajak bangsa Indonesia untuk berani menghadapi berbagai tantangan yang mengancam kedaulatan Negara Republik Indonesia.
“Kami akan memimpin pemerintahan Republik Indonesia dengan sepenuh hati, mengutamakan kepentingan seluruh rakyat Indonesia, termasuk mereka yang tidak memilih kami. Kepentingan bangsa dan rakyat akan selalu kami dahulukan, di atas kepentingan golongan atau kepentingan pribadi,” kata Prabowo.
“Saya selalu mengajak kita semua, saudara sebangsa dan setanah air, untuk menjadi bangsa yang berani. Kita tidak boleh takut pada tantangan, rintangan, atau ancaman. Sejarah kita adalah sejarah kepahlawanan yang penuh pengorbanan dan keberanian, bukan hanya dari para pemimpin, tetapi juga dari rakyat kita yang menghadapi segala tantangan, bahkan invasi dari bangsa lain,” imbuhnya secara tegas.
Lalu, Prabowo menyinggung masalah korupsi dan kolusi, dan menekankan pentingnya digitalisasi sebagai solusi. Ia juga mengingatkan pentingnya pemimpin memberi contoh yang baik.
“Ada pepatah yang mengatakan kalau ikan membusuk, busuknya dimulai dari kepala. Mari kita berani introspeksi, melihat diri kita sendiri, dan berani memperbaiki diri. Kita juga harus berani mengoreksi diri. Saya sudah mengatakan bahwa kita perlu menghadapi dan memberantas korupsi dengan memperbaiki sistem, menegakkan hukum dengan tegas, serta memanfaatkan digitalisasi,” ujar Prabowo seraya menekankan perlunya pembenahan diri dari para pemimpin.
Presiden juga mengenang pengorbanan “wong cilik” dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Menurutnya, meski Indonesia masuk dalam 16 besar ekonomi dunia, masalah kemiskinan masih belum terselesaikan. Banyak rakyat yang hidup di bawah garis kemiskinan dan kurang gizi, serta banyak sekolah yang tidak terurus.
“Kita tahu dan sadar bahwa kemerdekaan kita bukanlah pemberian. Kemerdekaan ini kita raih dengan banyak pengorbanan. Yang harus kita ingat, pengorbanan terbesar datang dari rakyat kecil—mereka yang berjuang dan memberi makan para pejuang. Kita jangan lupa, saat perang kemerdekaan dulu, kita tidak punya anggaran atau APBN, dan pasukan kita tidak digaji. Siapa yang memberi makan kepada kita? Yang memberi makan adalah para petani di desa-desa, para nelayan, para pekerja, terus menerus mereka yang mendirikan Republik Indonesia.” tegas Prabowo
“Kita memang bangga bisa bergabung dengan negara-negara G20 dan disebut sebagai ekonomi terbesar ke-16 di dunia. Tapi, apakah kita benar-benar paham keadaan kita secara keseluruhan? Apakah kita sadar bahwa kemiskinan di Indonesia masih tinggi? Bahwa banyak anak-anak kita yang kurang gizi? Masih banyak orang yang kesulitan mendapatkan pekerjaan layak, dan banyak sekolah yang tidak terurus,” imbuh Prabowo.
Prabowo juga menargetkan swasembada pangan dan energi dalam 4-5 tahun ke depan. Ia percaya bahwa Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia dan tidak tergantung pada negara lain untuk kebutuhan dasar.
“Saya telah menetapkan bahwa Indonesia harus segera mencapai swasembada pangan secepat mungkin. Kita tidak bisa bergantung pada pasokan makanan dari luar negeri. Dalam situasi krisis atau keadaan darurat, negara lain mungkin tidak akan mau menjual barang-barang mereka kepada kita. Setelah berdiskusi dengan para ahli, saya yakin bahwa dalam 4-5 tahun, kita bisa mencapai swasembada pangan. Bahkan, kita siap menjadi lumbung pangan dunia. Selain itu, kita juga harus mandiri dalam hal energi. Di tengah ketegangan global dan potensi perang, kita harus siap menghadapi kemungkinan terburuk,” ungkap Prabowo.
Prabowo menekankan pentingnya demokrasi yang santun, di mana perbedaan pendapat tidak menyebabkan permusuhan. Demokrasi Indonesia, menurutnya, harus menghindari kekerasan dan adu domba.
“Demokrasi kita harus demokrasi yang sopan. Perbedaan pendapat tidak boleh menimbulkan permusuhan. Kritik harus disampaikan tanpa kata-kata kasar. Kita harus bisa bersaing tanpa kebencian, dan bertanding tanpa kecurangan. Demokrasi kita juga harus menghindari kekerasan, provokasi, dan hasutan. Demokrasi harus sejuk, damai, dan bebas dari kemunafikan. Hanya dengan persatuan dan kerja sama kita akan mencapai cita-cita para leluhur. Bangsa yang gemah ripah loh jinawi, toto tentrem kertoraharjo.” tutur Prabowo.
Prabowo juga menegaskan dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina, mengingat pengalaman pahit bangsa Indonesia di masa penjajahan. Ia menegaskan komitmen untuk memberikan bantuan lebih banyak kepada rakyat Palestina yang menjadi korban perang.
“Kita harus membela orang-orang yang tertindas di seluruh dunia, termasuk rakyat Palestina. Oleh karena itu, kita mendukung kemerdekaan Palestina. Kita siap mengirim lebih banyak bantuan, mengevakuasi yang terluka, serta membantu anak-anak yang trauma. Kita juga sudah menyiapkan rumah sakit militer dan rumah sakit lainnya untuk membantu saudara-saudara kita yang menjadi korban perang yang tidak adil,” kata Prabowo Subianto. (far)