Bogor | Jabar Pos – Kota Bogor semakin serius dalam meningkatkan kualitas layanan pemerintahannya. Rencana pembangunan Kantor Pemerintahan Terpadu di Katulampa, yang sudah mulai dirancang sejak 2024, kini menjadi salah satu prioritas utama Pemerintah Kota Bogor.
Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor, Hery Antasari, mengungkapkan bahwa proyek ini akan menjadi langkah besar dalam menyatukan seluruh perangkat daerah di satu lokasi.
Dalam pertemuan di Paseban Sri Bima, Balai Kota Bogor, Selasa (14/1/2024), Hery menjelaskan bahwa Detail Engineering Design (DED) untuk proyek ini telah disampaikan oleh konsultan yang bertanggung jawab.
Ia menekankan pentingnya dukungan dari semua pihak agar pembangunan kantor terpadu ini berjalan lancar dan menghasilkan fasilitas yang representatif bagi Kota Bogor.
“Jika seluruh perangkat daerah berada di satu lokasi, ini akan meningkatkan efektivitas dan efisiensi waktu, kinerja, koordinasi, serta mempercepat pengambilan keputusan. Semua harus dipersiapkan secara maksimal agar ini terwujud dan menjadi legacy. Paling tidak, perkantoran terpadu akan menjadi salah satu keunggulan kita,” ujar Hery.
Integrasi Tiga Identitas Kota Bogor
Rencana pembangunan kantor pemerintahan ini dirancang di atas lahan seluas sekitar 6 hektare di Katulampa. Gedung dengan 9 lantai tersebut akan mengintegrasikan tiga identitas utama Kota Bogor: Kota Cerdas (Smart City), Kota Hijau (Green City), dan Kota Pusaka (Heritage City).
Filosofi dari identitas Kota Pusaka yang diusung adalah ‘Dayeuh Loka Tunggul Kawung,’ yang berasal dari sastra Sunda, menonjolkan warisan budaya lokal.
Teknologi pintar akan menjadi elemen utama dalam operasional gedung ini. Bangunan ini dirancang untuk memenuhi standar Bangunan Gedung Hijau (BGH) dengan konsep Bangunan Pintar (Smart Building).
Komponen-komponen gedung akan dilengkapi dengan sensor dan Building Automation System (BAS) yang memungkinkan pengaturan otomatis dan komunikasi antar sistem secara efisien.
Efisiensi dan Efektivitas Pelayanan
Hery menyoroti bahwa pusat perkantoran terpadu adalah kebutuhan mendesak untuk mengatasi keterbatasan yang ada pada Balai Kota Bogor saat ini.
“Lokasi perangkat daerah yang tersebar kurang efektif dan efisien, baik dari segi biaya, mobilitas, maupun aktivitas lintas sektoral. Hal ini berdampak pada pencapaian kinerja secara keseluruhan,” jelasnya.
Ia juga menegaskan pentingnya perencanaan kebutuhan luas dan lokasi setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar mobilitas pelayanan tetap terjaga. Sebagai penguat identitas, Hery mengusulkan agar elemen khas Kota Bogor, seperti kujang, ditampilkan dalam desain gedung.
“Gedung ini bisa menjadi landmark Kota Bogor, seperti halnya Gedung Sate di Bandung. Dengan menyertakan elemen kujang, kita bisa menciptakan ikon baru yang merepresentasikan Kota Bogor,” tambahnya.
Pembangunan Kantor Pemerintahan Terpadu Katulampa diharapkan tidak hanya menjadi solusi bagi kebutuhan perkantoran, tetapi juga menjadi simbol kemajuan dan kebanggaan bagi warga Kota Bogor. Dengan konsep modern dan berkelanjutan, gedung ini akan menjadi tonggak baru dalam sejarah tata kelola pemerintahan Kota Bogor.
Semua pihak diharapkan dapat berperan aktif dalam mendukung terwujudnya proyek strategis ini, sehingga Kota Bogor dapat semakin unggul sebagai Kota Cerdas, Hijau, dan Pusaka yang terintegrasi dengan teknologi masa depan. (edh)