Bogor | Jabar Pos – Kota Bogor mencatatkan 3.094 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sepanjang tahun 2024, dengan 16 orang meninggal dunia akibat penyakit tersebut. Angka ini menunjukkan pentingnya kesadaran dan upaya bersama dalam pencegahan DBD yang semakin mengkhawatirkan.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor, Sri Nowo Retno, mengungkapkan bahwa sebaran kasus DBD pada tahun 2024 paling banyak terjadi pada kelompok usia 5 hingga 14 tahun, dengan jumlah mencapai 1.284 kasus. Tragisnya, dari jumlah tersebut, tujuh orang di antaranya meninggal dunia.
“Dari 3.094 kasus DBD di Kota Bogor, sebagian besar terjadi pada usia anak-anak. Ini menjadi perhatian serius bagi kami,” ujar Retno, menambahkan bahwa kelompok usia tersebut menjadi yang paling rentan terhadap penyakit ini, Jumat (24/01/2025) dikutip.
Dinkes Kota Bogor pun tidak tinggal diam, langsung merespons dengan berbagai langkah pengendalian. Salah satunya melalui Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (GERTAK PSN) yang dilaksanakan di 68 kelurahan dan 235 sekolah di Kota Bogor. Kegiatan ini bertujuan untuk memerangi vektor penyebab DBD, yaitu nyamuk Aedes aegypti.
Selain itu, Dinkes juga mengadakan pertemuan kewaspadaan dini terkait peningkatan kasus DBD di musim penghujan dan mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam pengendalian vektor dengan Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik (G1R1J).
Melalui inisiatif ini, diharapkan setiap rumah dapat melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara mandiri satu kali dalam seminggu.
Tak hanya itu, Dinkes Kota Bogor juga memanfaatkan teknologi untuk mempercepat diagnosis DBD, seperti distribusi alat uji NS-1 ke Puskesmas dan Rumah Sakit guna mendeteksi infeksi DBD lebih awal.
Retno mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada dan terus melakukan langkah-langkah pencegahan, di antaranya dengan 3M Plus: Menguras, Menutup, dan Memanfaatkan kembali barang-barang yang bisa menampung air hujan, serta menambah perlindungan dengan mencegah gigitan nyamuk melalui cara-cara seperti memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, dan menggunakan lotion anti-nyamuk.
“Mari kita semua berperan aktif dalam menjaga lingkungan agar bebas dari sarang nyamuk dan mengurangi risiko penyebaran DBD,” pesannya.
Dengan upaya yang terus dilakukan, diharapkan kasus DBD di Kota Bogor bisa ditekan dan masyarakat dapat terlindungi dari bahaya penyakit yang dapat berakibat fatal ini. (edh)