Jabarpos.id, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan rekor fantastis dengan reli selama 11 hari berturut-turut, menjadi topik hangat di kalangan pelaku pasar modal. Kinerja apik sejumlah emiten dan derasnya aliran dana ke saham-saham milik konglomerat menjadi bahan bakar utama pengerek IHSG.
Namun, di balik euforia ini, muncul kekhawatiran akan praktik spekulasi yang berlebihan. Sejumlah investor terpantau lebih memilih saham-saham yang menawarkan potensi keuntungan cepat (floating gain) tanpa mempertimbangkan fundamental perusahaan. Akibatnya, harga saham melambung tinggi tanpa didukung oleh kinerja keuangan yang solid.

Fenomena ini memunculkan pertanyaan, apakah kenaikan IHSG saat ini berkelanjutan? Banyak pihak khawatir, jika euforia ini hanya didorong oleh sentimen sesaat dan spekulasi, maka risiko koreksi pasar akan semakin besar. Saham-saham dengan fundamental kuat justru kurang diminati, padahal investasi jangka panjang seharusnya didasarkan pada kinerja perusahaan yang stabil.
Dalam dialog di Program Closing Bell CNBC Indonesia, Selasa (22/07/2025), Managing Editor CNBC Indonesia Muhammad Iqbal dan Editor CNBC Indonesia Muhammad Khadafi mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam berinvestasi. Mereka menekankan bahwa investor perlu cermat dalam memilih saham dan tidak mudah tergiur dengan iming-iming keuntungan cepat tanpa mempertimbangkan risiko yang ada. Jabarpos.id mencatat, dinamika pasar saat ini menjadi pengingat bagi investor untuk lebih bijak dan rasional dalam mengambil keputusan investasi.




