Jabarpos.id – Banyak orang beranggapan bahwa memiliki tabungan dengan saldo besar adalah jaminan keamanan finansial. Namun, para ahli keuangan justru memperingatkan bahwa menyimpan terlalu banyak uang di rekening bank bisa menjadi bumerang. Kok bisa?
Jessica Goedtel, seorang perencana keuangan bersertifikat dari Pennsylvania, mengungkapkan bahwa rekening tabungan konvensional memiliki beberapa kelemahan. Salah satunya adalah minimnya perlindungan terhadap risiko fraud. "Jika terjadi kebocoran data atau penipuan, proses pemulihannya bisa jauh lebih sulit dibandingkan instrumen keuangan lain," ujarnya, seperti dikutip jabarpos.id dari CNBC Make It.

Selain itu, bunga simpanan di rekening tabungan biasanya sangat rendah. Di tengah laju inflasi yang terus menggerogoti nilai uang, menyimpan dana besar di rekening sama saja dengan membiarkan kekayaan Anda menyusut. Gregory Guenther, seorang konselor keuangan dari New Jersey, menyarankan agar dana yang disimpan di rekening cukup untuk menutupi pengeluaran rutin selama 1-2 minggu saja.
Lantas, bagaimana solusinya? Para ahli menyarankan untuk memisahkan dana berdasarkan fungsinya. Buatlah rekening khusus untuk kebutuhan operasional sehari-hari, dana darurat yang setara dengan 3-6 bulan pengeluaran (simpan di instrumen likuid berbunga tinggi), dan alokasikan dana lebih untuk investasi sesuai dengan profil risiko Anda.
Dengan pengelolaan keuangan yang tepat, Anda bisa tetap likuid tanpa kehilangan potensi pertumbuhan kekayaan. "Cash is king, tapi hanya kalau ditempatkan di posisi yang benar," tegas mereka.