Jabarpos.id – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) melalui BNI Emerald bekerja sama dengan CNBC Indonesia menggelar BNI Emerald Market Outlook bertajuk "Portfolio Strategy in the Pro-Growth Policy Era". Inisiatif ini menjadi wujud komitmen BNI Emerald dalam memberikan arahan investasi dan pengelolaan aset yang optimal bagi para nasabahnya.
Forum eksklusif BNI Emerald Market Outlook ini akan disiarkan di CNBC Indonesia TV pada Kamis, 4 Desember 2025, pukul 12.00 WIB. Para pakar akan berbagi pandangan strategis terkait investasi dan pengelolaan kekayaan di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah.

Sederet pembicara kompeten akan hadir, termasuk Managing Director Treasury Danantara Indonesia Ali Setiawan, SEVP Research BNI Sekuritas Erwan Teguh, dan Chief Economist BNI Leo Putera Rinaldy. Wakil Direktur Utama BNI, Alexandra Askandar, akan membuka acara dengan opening speech yang inspiratif.
Diskusi akan berfokus pada cara memaksimalkan peluang finansial, terutama di era kebijakan pro-pertumbuhan ekonomi. Kondisi ekonomi Indonesia saat ini dinilai lebih unggul dibandingkan negara-negara lain. Pertumbuhan ekonomi nasional pada semester pertama 2025 mencapai 5%, melampaui rata-rata negara anggota G20 yang berada di kisaran 2-3%.
Pemerintah terus menerapkan kebijakan fiskal ekspansif yang diharapkan berdampak positif pada perekonomian. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sebelumnya menempatkan dana Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp200 triliun di bank Himbara, yang diperkirakan akan mendorong pertumbuhan kredit perbankan.
Data Bank Indonesia menunjukkan, kredit perbankan pada September 2025 mencapai Rp 8.051 triliun, meningkat dari Rp 7.966,1 triliun pada Agustus 2025. Pertumbuhan kredit juga meningkat menjadi 7,2% year-on-year (yoy) pada September 2025, dari sebelumnya 7% yoy.
Chief Economist BNI Leo Putera Rinaldy menekankan bahwa kebijakan fiskal ekspansif dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan ekonomi. Pemerintah juga berencana melakukan realokasi anggaran yang tidak terpakai untuk mempercepat realisasi anggaran, yang diharapkan berdampak positif pada ekonomi.
Kementerian Keuangan juga menyiapkan kebijakan strategis lain, seperti redenominasi rupiah, perluasan objek barang kena cukai (BKC) baru, dan insentif fiskal bagi daerah yang berhasil menekan angka stunting.
Kebijakan-kebijakan ini akan memengaruhi iklim investasi, sehingga investor perlu menerapkan strategi yang matang dalam mengelola portofolio mereka. Peluang investasi yang menguntungkan selalu ada, bahkan di era regulasi yang mendukung pertumbuhan seperti saat ini.
Saksikan diskusi lengkapnya di BNI Emerald Market Outlook, hanya di CNBC Indonesia!





