Kabar mengejutkan datang dari Paris! Pavel Durov, CEO Telegram, ditangkap di bandara Le Bourget pada hari Senin. Penangkapan ini mengejutkan banyak pihak, terutama karena Durov dikenal sebagai tokoh yang vokal dalam mendukung kebebasan berbicara.
Alasan penangkapannya? Pihak berwenang menuduh Telegram tidak memoderasi konten dengan baik, sehingga memungkinkan aktivitas ilegal seperti pencucian uang dan perdagangan narkoba.
Namun, Telegram langsung membantah tuduhan tersebut. Dalam pernyataan resmi, mereka menegaskan bahwa Durov tidak bersalah dan tidak memiliki apa pun untuk disembunyikan. Telegram juga menekankan bahwa mereka selalu mematuhi hukum Uni Eropa, termasuk Digital Services Act, dan praktik moderasi mereka sudah sesuai dengan standar industri.
Penangkapan ini memicu reaksi dari berbagai pihak. Elon Musk, CEO Tesla dan Twitter, menyatakan bahwa kebebasan berbicara di Eropa sedang terancam. Presiden Prancis, Emmanuel Macron, juga memberikan pernyataan, menekankan bahwa penangkapan ini bukan keputusan politik, melainkan bagian dari investigasi yudisial yang sedang berlangsung.
Durov, yang memiliki kewarganegaraan ganda Prancis dan Uni Emirat Arab, sering bepergian ke Eropa. Dia dikenal sebagai tokoh yang menginspirasi banyak orang dengan pandangan politik libertariannya dan dedikasinya terhadap kebebasan berbicara.
Telegram berharap situasi ini dapat segera diselesaikan dan menegaskan komitmennya untuk terus mematuhi hukum internasional serta menjaga kebebasan berbicara di platform mereka.