Bogor | Jabar Pos – Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes RI) mengungkapkan penyakit cacar monyet atau Monkeypox di Indonesia terkonfirmasi terdapat 88 kasus selama 2022 hingga 17 Agustus 2024. Diantaranya 74 kasus hingga 2023, dan 14 kasus di 2024.
Lebih rinci, konfirmasi total penyebaran kasus Mpox di DKI Jakarta sebanyak 59 kasus, Jawa Barat 13 kasus, Banten 9 kasus, Jawa Timur 3 kasus, Daerah Istimewa Yogyakarta 3 kasus, dan Kepulauan Riau 1 kasus. Dari jumlah tersebut, sebanyak 87 kasus telah dinyatakan sembuh.
Kemenkes telah mengeluarkan Surat Edaran yang mengatur perihal langkah-langkah kewaspadaan dan pencegahan penyakit ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah menetapkan sebagai darurat kesehatan global.
Hardiyanto Kenneth, Anggota DPRD Jakarta meminta, Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta agar melakukan deteksi dini dan tangkas dalam mewaspadai meningkatnya kasus cacar monyet (Mpox) khususnya di Jakarta, yang memiliki kasus Mpox terbanyak sejauh ini.
“Saya meminta Dinkes Jakarta harus gerak cepat dan mewaspadai meningkatnya kasus cacar monyet di Jakarta. Karena indikasi penularannya melalui droplet pernafasan, meski cacar monyet tidak bertransmisi melalui udara dalam waktu singkat, penyakit ini bisa menyebar dari kontak langsung dengan pasien. Jadi, perlu diwaspadai karena ditemukan kasus warga yang sudah terjangkit, kita tidak ingin virus ini kembali mewabah seperti Covid-19,” kata Kenneth.
Virus Monkeypox telah menunjukkan situasi darurat kesehatan publik yang harus menjadi perhatian khusus. Jika di temukan kasus, harus segera melakukan penelusuran kontak pasien yang terjangkit, agar bisa segera melakukan mitigasi lebih awal terhadap wabah virus Mpox tersebut.
“Penyakit cacar monyet telah menjadi isu kesehatan global yang telah mendapatkan perhatian serius dari berbagai negara, termasuk Indonesia. Meski virus Mpox yang menjangkit pasien di Indonesia adalah varian 2B yang tergolong rendah dan dapat sembuh dengan cara diobati, tapi kita harus benar-benar waspada, jangan dianggap remeh,” tegasnya.
Selain itu pada, 1-3 September 2024 Indonesia akan menyelenggarakan Indonesia-Africa Forum (IAF) di Bali. Diharapkan, Pemerintah dapat memperketat pintu masuk kedatangan Internasional lewat Bandara di seluruh Indonesia, termasuk Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali.
“Pintu masuk kedatangan Internasional di seluruh Bandara harus dilakukan skrining mpox secara ketat, dikarenakan akan ada penyelenggaraan IAF di Bali, dan itu harus benar-benar menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah dan alangkah baiknya jika di Bandara I Gusti Ngurah Rai bisa melakukan skrining Virus Mpox secara menyeluruh, agar semua kegiatan di Bali bisa berjalan dengan baik dan tidak menjadi klaster Virus Mpox,” ujarnya.
Kementerian Kesehatan telah menyiapkan sebanyak 12 laboratorium, untuk mempercepat proses pemeriksaan terhadap individu yang diduga terpapar Virus Monkeypox (Mpox).