Bandung | Jabar Pos – Badan Mitigasi Bencana Nasional (BNPB) telah memperingatkan potensi banjir dan tanah longsor pada bulan November dan Desember, karena banyak bagian negara memasuki musim hujan yang disebabkan oleh fenomena cuaca La Niña.
La Niña cenderung membawa musim hujan yang lebih basah dan memicu hujan lebat di Indonesia, hingga menyebabkan banjir, tanah longsor, angin kencang, dan gelombang ekstrem.
Pada Sabtu (16/11) BNPB telah mencatat lebih dari 1.000 kasus banjir dan tanah longsor.
Badan bencana meminta administrasi daerah untuk meningkatkan kesiapan mereka guna bencana hidrometeorologi.
“Mari bersiap lebih untuk potensi bencana,” kata kepala BNPB Suharyanto pada hari Senin (18/12) setelah pertemuan di Kementerian Dalam Negeri untuk meningkatkan mitigasi bencana.
Suharyanto mendesak pemerintah daerah agar mengembangkan kemampuan mereka untuk merespons bencana dengan cepat dan menentukan skalanya.
Perwakilan dari BNPB dan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menghadiri pertemuan tersebut, yang dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian.
Beberapa kabupaten dan kota telah melaporkan banjir setelah hujan lebat minggu ini. Mereka adalah kabupaten Aceh Jaya dan Aceh Singkil di provinsi Aceh, kabupaten Rokan Hulu di Riau, kota Madiun dan kabupaten Madiun di Jawa Timur dan kabupaten Bogor di Jawa Barat.
Hujan lebat pada Minggu (17/11) sore memicu banjir yang mempengaruhi tiga distrik di kota Malang, menurut badan bencana setempat.
Di kabupaten Madiun, dua sekolah dasar negeri ditutup pada hari Senin (18/11) akibat banjir dan dua distrik di kabupaten terkena dampak banjir, menurut badan bencana.
Di Bogor, sebuah kompleks perumahan banjir pada hari Senin (18/11) .
BMKG mengeluarkan peringatan bencana hidrometeorologi yang serupa dan mengatakan, banyak bagian negara telah memasuki musim hujan dan mengalami La Niña, meskipun efek dari fenomena tersebut lemah sejauh ini.
“Wilayah yang rentan terhadap banjir dan tanah longsor harus tetap waspada,” kata kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Sebagian besar negara diperkirakan berada di puncak musim hujan pada bulan Januari dan Februari.
Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian, meminta pemerintah daerah untuk menindaklanjuti peringatan BMKG dengan langkah-langkah mengantisipasi dampak bencana. (die)