Jakarta | Jabar Pos – Pelatih tim sepak bola nasional Indonesia, Shin Tae-yong tetap percaya timnya dapat terus menantang untuk mendapatkan tempat di final Piala Dunia, meskipun pencapaian titik tengah di babak ketiga Asia pada babak penyisihan terbawah grup kualifikasi mereka.
Di Stadion Utama Gelora Bung Karno yang penuh dengan para supporter garuda, di Jakarta pada Jumat (15/11) Indonesia mengalami kekalahan 4-0 oleh Jepang , timnas mempertahankan tiga poin dari lima pertandingan di kualifikasi wilayah tersebut untuk final 2026.
Bagaimanapun Shin tetap optimis tentang peluang timnya dengan lima pertandingan yang tersisa di fase pendahuluan saat ini.
“Saya ingin memainkan pertandingan putaran ketiga ini tanpa penyesalan dan saya harap kami masih bisa mendapatkan yang ketiga atau keempat di klasemen. Saya tidak bisa menjamin bahwa kami akan melakukannya, tetapi saya masih ingin menantang,” kata pelatih yang berasal Korea Selatan itu.
“Saya ingin melihat para pemain bekerja sebagai satu tim dan masih menantang untuk babak playoff,” lanjutnya.
Jepang saat ini memimpin klasemen dengan 13 poin dengan Australia, Arab Saudi dan Cina. Semuanya hanyut tujuh poin dari sisi Hajime Moriyasu, dengan Bahrain di lima dan Indonesia menopang klasemen.
Dua tim teratas dari masing-masing di tiga grup kualifikasi Asia akan mengklaim tempat otomatis di Piala Dunia, sementara negara-negara yang finis ketiga dan keempat dalam klasemen akan maju ke babak lain, dan memberikan harapan kepada tim-tim seperti Indonesia.
Indonesia berusaha lolos ke Piala Dunia, setelah sebelumnya tampil di final ketika dikenal sebagai Hindia Belanda pada tahun 1938.
Saat ini skuad timnas diisi dengan pemain kelahiran Eropa yang direkrut dari diaspora negara itu.
“Dalam setiap faktor dalam sepak bola kita jauh tertinggal Jepang tetapi masih memalukan tentang hasilnya,” kata Shin.
Setelah sebelumnya timnya menyia-nyiakan kesempatan awal untuk memimpin ketika upaya Ragnar Oratmangoen diselamatkan oleh Zion Suzuki, “Tidak mudah bagi para pemain untuk mempertahankan level yang sama selama 90 menit permainan”.
Dirinya mengatakan bahwa seandainya saat itu Ragnar mencetak gol pada saat peluang mencetak gol pertama itu, hasil pertandingan bisa saja berbeda.
“Tapi kami adalah tim yang kalah, kami telah kalah dan tidak ada alasan. Aku masih ingat momen itu dan itu memalukan.” (die)