jabarpos.id Jakarta – Bank Indonesia (BI) tengah berupaya keras menjaring potensi investasi syariah dari negara-negara Timur Tengah yang sangat besar. Salah satu langkah strategisnya adalah mendorong pembentukan Sovereign Wealth Fund (SWF) berbasis prinsip syariah.
Deputi Gubernur Senior BI, Destry Damayanti, mengungkapkan bahwa minat investor dari negara-negara Arab terhadap instrumen syariah sangat tinggi. Namun, Indonesia masih kekurangan wadah investasi yang sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut. "Mereka (negara Arab) membutuhkan wadah yang memang memenuhi prinsip syariah. Nah kita belum ada nih," ujarnya dalam Sarasehan Nasional Ekonomi Syariah Refleksi Kemerdekaan RI 2025 di Jakarta, Rabu (13/8/2025).

Destry menambahkan, pembentukan SWF syariah akan memperdalam pasar keuangan Indonesia dan menarik lebih banyak modal untuk pembangunan. Bahkan, negara-negara non-muslim seperti Filipina dan Rusia telah lebih dulu bergerak cepat dalam mengembangkan sistem keuangan syariah.
Selain SWF Syariah, BI juga tengah menyusun Blueprint Pengembangan Pasar Uang Syariah yang fokus pada pengembangan produk, perluasan partisipasi publik, dan penekanan biaya instrumen keuangan syariah. Saat ini, biaya di pasar uang syariah cenderung lebih tinggi dibandingkan pasar konvensional, dengan selisih mencapai 49 basis poin.
Destry mengakui bahwa ekosistem keuangan syariah di Indonesia masih perlu diperdalam. Aset perbankan syariah baru mencapai Rp 940 triliun atau 7,35% dari total aset perbankan per Juli 2025. Rata-rata harian transaksi pasar uang syariah juga masih relatif kecil, yaitu sekitar Rp 2 triliun atau 4% dari rata-rata harian pasar uang total.