jabarpos.id – Masyarakat Indonesia kini harus lebih waspada. Modus penipuan dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) semakin marak dan mengincar uang di rekening M-Banking. Para pelaku kejahatan siber ini semakin canggih dalam melancarkan aksinya.
Anggota Dewan Komisioner OJK, Friderica Widyasari, mengungkapkan bahwa penipuan dengan AI yang paling sering terjadi adalah pemalsuan suara melalui telepon. Pelaku meniru suara keluarga, teman, atau kolega korban untuk meyakinkan dan memancing korban melakukan transfer uang.

"AI digunakan supaya terlihat dan terdengar meyakinkan, sehingga membuat korban lengah atau tertipu untuk kemudian melakukan transfer," ujar Friderica, seperti dilansir jabarpos.id.
Kiki, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa para penipu mendapatkan bahan untuk meniru suara dari media sosial korban. "Apalagi saat ini dengan adanya sosial media, sangat mudah mencari suara dari seseorang. Ini juga yang harus hati-hati, karena dengan teknologi ini bisa kemudian meniru suara, kemudian diolah dengan rupa, sehingga memudahkan mereka melakukan scam terhadap masyarakat," jelasnya.
Selain itu, penipuan dengan tiruan wajah juga semakin sering terjadi. Pelaku membuat video palsu dengan wajah kenalan korban untuk meminta uang. "Teknologi AI ini juga memungkinkan para pelaku membuat video-video palsu, yang meniru wajah dan ekspresi seseorang dengan sangat akurat," imbuhnya.
Tips Ampuh Hindari Jadi Korban Maling M-Banking:
Kiki mengimbau masyarakat untuk tidak mudah percaya dan selalu waspada terhadap suara atau video aneh yang menyerupai orang yang dikenal. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk melindungi diri:
- Verifikasi: Jika menerima telepon mencurigakan, segera verifikasi melalui saluran komunikasi lain atau hubungi langsung nomor asli orang yang bersangkutan.
- Jaga Kerahasiaan: Jangan pernah memberikan informasi pribadi atau keuangan kepada orang yang identitasnya tidak bisa diverifikasi.
- Tetap Mawas: Waspadai video atau suara yang terdengar tidak biasa, meskipun berasal dari orang yang dikenal.
- Bijak Bermedsos: Hati-hati dalam memposting informasi pribadi di media sosial.
jabarpos.id mencatat, laporan penipuan yang paling banyak diterima OJK adalah penipuan jual-beli online (39.108 laporan), telepon palsu (20.628 laporan), dan penipuan investasi (14.533 laporan). Masyarakat diimbau untuk selalu berhati-hati dan waspada terhadap berbagai modus penipuan yang semakin canggih.