Jakarta – Dominasi merek-merek mobil listrik asal China di Indonesia semakin kuat. Data penjualan mobil listrik murni (BEV) periode Januari-Juli 2024 menunjukkan bahwa merek-merek China menguasai 92% pangsa pasar. Algo Research, lembaga riset independen, mengungkapkan bahwa strategi agresif dalam hal harga menjadi kunci keberhasilan mereka.
"Keberanian merek-merek China untuk menghadirkan model-model mobil listrik dengan harga yang terjangkau dan sesuai dengan selera pasar Indonesia menjadi faktor utama di balik dominasi mereka," ujar Algo Research dalam laporannya.
Wuling, BYD, Chery, dan Morris Garages (MG) menjadi empat merek China yang memimpin penjualan mobil listrik di Indonesia. Wuling, dengan pangsa pasar 40%, berhasil menjual 7.093 unit mobil listrik sepanjang tujuh bulan pertama tahun ini. Strategi mereka adalah meluncurkan model-model baru dengan harga yang lebih murah, meskipun hal ini sedikit "memakan" penjualan model sebelumnya.
"Ketika Wuling meluncurkan Binguo EV pada tahun 2023, penjualan Air EV turun dari 700 unit menjadi 200 unit per bulan. Fenomena serupa terjadi saat Cloud EV diluncurkan, penjualan Binguo turun drastis dari 1.000 unit menjadi kurang dari 100 unit per bulan," jelas Algo Research.
BYD, yang menguasai 20% pangsa pasar, juga menerapkan strategi serupa dengan terus menghadirkan model-model mobil listrik yang lebih murah. Peluncuran BYD M6 pada Juli 2024 menjadi contoh terbaru. BYD Seal dan BYD Atto 3 menjadi model terlaris mereka, menyumbang 90% dari total penjualan.
"Kami melihat potensi BYD untuk menjadi pemimpin di pasar mobil listrik dengan penawaran produk yang semakin murah dan inovatif. Rencana mereka untuk membangun pabrik sendiri pada tahun 2026 akan menjaga daya saing mereka di masa mendatang," tambah Algo Research.
MG, yang menduduki posisi keempat dengan pangsa pasar 11%, juga menerapkan strategi serupa dengan memangkas harga model-model mobil listrik produksi lokal mereka. Hal ini berhasil meningkatkan penjualan dari kurang dari 30 unit per bulan menjadi 250-350 unit per bulan.
"MG telah mengurangi harga model-model mobil listrik produksi lokal mereka hingga 38%," ungkap Algo Research.
Strategi agresif dalam hal harga yang diterapkan oleh merek-merek mobil listrik China tampaknya berhasil menarik minat konsumen Indonesia. Hal ini menjadi tantangan bagi merek-merek mobil listrik lainnya yang ingin bersaing di pasar Indonesia.