NTT | Jabar Pos – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengatakan pada hari Rabu (20/11) Pemerintah tengah mempercepat upaya guna merelokasi 2.209 keluarga yang terkena dampak letusan Gunung Lewotobi Laki-laki baru-baru ini di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Suharyanto mengatakan dalam rapat menteri yang diadakan pada hari Rabu (20/11) di kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Jakarta, pihak pemerintah memutuskan akan menyiapkan dua opsi relokasi untuk warga.
Pilihan pertama adalah relokasi terpusat, di mana pemerintah akan menyediakan tanah dan rumah yang siap ditempati bagi mereka yang membutuhkan perumahan baru.
Yang kedua adalah relokasi independen, di mana pemerintah akan membangun rumah untuk penduduk di tanah mereka sendiri, dengan fasilitas dan infrastruktur yang diperlukan yang telah disediakan oleh pemerintah.
Menurut data awal dari 776 keluarga, sekitar 10 persen telah memilih opsi relokasi independen, sementara keluarga yang tersisa telah memilih relokasi terpusat.
“Kami memberikan fleksibilitas kepada masyarakat sehingga mereka dapat memilih solusi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan keadaan mereka,” kata Suharyanto.
“Proses pengumpulan data relokasi terus dilakukan oleh BNPB melalui komunikasi langsung dengan penduduk. Pemerintah memastikan bahwa upaya pemulihan akan terus dipantau dan dikoordinasikan, sehingga penduduk yang terkena dampak dapat segera memulai kehidupan baru di lokasi yang lebih aman,” lanjutnya.
Sebagai bagian dari upaya fasilitasi relokasi, BNPB berencana untuk membangun tempat penampungan sementara untuk 2.209 keluarga yang terkena dampak letusan. Tempat penampungan sementara akan dibangun di empat lokasi di desa Konga.
Menteri Urusan Sosial, Saifullah Yusuf mengatakan pasokan kebutuhan dasar bagi korban letusan sudah cukup untuk dua minggu ke depan.
Saifullah mengatakan kementeriannya dan BNPB akan terus memantau ketersediaan barang-barang penting bagi para korban. Jika stoknya rendah, persediaan tambahan akan disediakan oleh pemerintah pusat.
Kementerian Urusan Sosial akan memastikan bahwa pusat-pusat bantuan sosial di Nusa Tenggara Timur dan daerah sekitarnya beroperasi secara efektif untuk memenuhi kebutuhan para korban.
“Berdasarkan pengalaman BNPB, ketersediaan akan mulai rendah bulan depan. Pasokan tambahan akan dikirim pada saat itu,” kata Yusuf.
Pada hari Selasa (19/11) total 12.673 orang masih tinggal di tujuh pusat evakuasi yang didirikan oleh kementerian dan BNPB.
Letusan telah berlangsung sejak letusan besar pada Minggu (3/11) dengan gunung berapi memuntahkan bola api dan abu di desa-desa sekitarnya.
Sebanyak sembilan orang telah tewas dan lebih dari 60 orang terluka. Sebagian besar korban terkena batuan vulkanik yang dikeluarkan dari kawah. (die)