close

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

31.5 C
Jakarta
Sabtu, Desember 7, 2024

Gibran Mendesak Menteri Pendidikan Untuk Membatalkan Sistem Zonasi, Dan Memperkenalkan Coding

spot_img

Jakarta | Jabar Pos – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, mengatakan pada Kamis (21/11) ia meminta agar menteri pendidikan menghilangkan sistem zonasi untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang akan datang karena berbagai kekhawatiran.

Ini adalah kedua kalinya Gibran membuat pernyataan tersebut, setelah dirinya memberi pengarahan pada saat pertemuan koordinasi tentang evaluasi kebijakan pendidikan untuk pendidikan dasar dan menengah pada 11 November.

“Saya dengan jelas mengatakan kepada menteri pendidikan, ‘Pak, sistem zonasi harus dihapuskan’,” kata Gibran dalam pidatonya pada pembukaan pertemuan Pemuda Muhammadiyah, di Hotel Aryaduta di Jakarta.

Baca juga:  Rencana Reformasi Pendidikan Pada Pemerintah Yang Baru, Para Analis Mengatakan Perlu Hati-Hati Dalam Mengubahnya Secara Drastis

Pemuda Muhammadiyah adalah sayap pemuda Muhammadiyah, organisasi Muslim terbesar kedua di Indonesia.

Gibran mengatakan, bahwa visi Indonesia Emas 2045 terletak pada pendidikan kaum muda. Untuk meningkatkan sistem pendidikan, Gibran juga menyarankan Mu’ti untuk memasukkan modul coding dan kecerdasan buatan dalam kurikulum agar Indonesia tidak tertinggal dari negara lain.

“Sangat penting untuk mengajari anak-anak kita sejak usia muda tentang pentingnya coding, pemrograman, dan pemasaran digital,” kata Gibran

Baca juga:  Pemerintah Memotong Anggaran Makan Gratis Untuk Tahun Pertama

Gibran menyoroti bahwa di bawah sistem zonasi, ada distribusi guru yang tidak merata di seluruh sekolah di berbagai provinsi di Indonesia.

Namun, dia mengakui bahwa sistem zonasi untuk PPDB adalah program yang bagus.

Mengikuti pernyataan wakil presiden, menteri pendidikan menanggapi bahwa keputusan mengenai sistem zonasi akan dibuat menjelang tahun akademik baru pada Juli 2025.

Baca juga:  Babak Baru Yaitu Guru Supriyani Akan Lepas Dari Perkara Hukum

“Mudah-mudahan pada tahun akademik baru, kami akan memutuskan apakah kami akan melanjutkan sistem zonasi atau mungkin melakukan evaluasi,” kata Abdul pada Selasa (12/11).

Sebelumnya, implementasi PPDB 2024 ditandai dengan beberapa masalah dan penyimpangan. Sebagian besar masalah terkait dengan sistem zonasi, yang memiliki kuota penerimaan terbesar. (die)

spot_img

Berita Terpopuler

Mengerikan!!! Tahanan Narkoba Dibunuh di Rumah Tahanan Kelas 1 Depok

Depok | Jabar Pos - Kejadian tragis menimpa seorang tahanan berinisial RAJS (26), yang ditemukan meninggal dunia dengan sejumlah luka tusuk dan lebam di...

Prabowo Berikan Pesan Untuk Cabup Cawabup Bogor Rudy Susmanto-Jaro Ade

Bogor | Jabar Pos - Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, menyampaikan pesan untuk Pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil...

Akhirnya Muncul, Kaesang Pangarep Hanya Senyum Saat Ditanya Soal Jet Pribadi

Jakarta | Jabar Pos - Setelah ramai jadi perbincangan publik terkait fasilitas jet pribadi, sehingga banyak pihak mempertanyakan keberadaan dirinya, Kaesang Pangarep, Ketua Umum...

Kaesang Diminta KPK Tunjukkan Bukti Bayar Jet Pribadi Jika Memang Bukan Gratifikasi

Bogor | Jabar Pos - Setelah sebelumnya ramai di media sosial, beredar video pasangan Kaesang Pangarep dan Erina Gudono yang sedang berpergian ke Amerika...

Ketua Yayasan LBH ‘Kami Ada’ Desak Penyelidikan Menyeluruh Terkait Kasus Kematian Napi di Rutan Depok

Depok | Jabar Pos - Kasus tragis yang menimpa RA, seorang narapidana di Rutan Kelas 1 Depok, mengguncang publik. RA ditemukan tewas dengan sejumlah...

DPR Sepakati PKPU Pilkada, Akomodir Dua Putusan MK

Jakarta, Jabarpos.id - Komisi II DPR RI resmi menyetujui Rancangan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Pilkada yang mengakomodir dua putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Keputusan...
Berita terbaru
Berita Terkait