Jabarpos.id – Sektor pariwisata Turki tengah dilanda kepanikan. Resor dan hotel di Turki sepi pengunjung, sementara wisatawan berbondong-bondong berlibur ke Yunani.
Fenomena ini terjadi setelah Yunani memperkenalkan visa on arrival bagi warga Turki. Dengan visa ekspres sekali masuk ini, warga Turki dapat mengunjungi sepuluh pulau di Yunani dan tinggal hingga tujuh hari.
"Sejak Yunani memperkenalkan visa on arrival, warga Turki langsung berbondong-bondong berlibur ke sana," ungkap sumber Jabarpos.id yang mengutip laporan Mirror.
Data menunjukkan, dalam sepuluh hari pertama bulan April saja, pulau-pulau seperti Lesvos, Chios, Samos, Kos, dan Rhodes di Yunani telah kedatangan 20.690 wisatawan Turki.
Kondisi ini berdampak buruk pada sektor wisata dalam negeri Turki. VisaGuide.World melaporkan banyak kamar hotel di resor-resor Turki yang kosong.
"Penurunan pariwisata dalam negeri memaksa resor-resor seperti Borum untuk memangkas harga hingga 50 persen pada paruh kedua bulan Juli dan dua minggu pertama bulan Agustus," ujar Ketua Dewan Perwakilan Daerah TURSAB (Asosiasi Agen Perjalanan Turki), Demir.
Demir menjelaskan, langkah ini diambil agar resor-resor dapat menarik pengunjung dan menghindari kerugian besar. "Karena biaya tetap, seperti listrik, personil dan sewa hotel, bersifat tetap, sementara biaya makanan, minuman, dan kebersihan lainnya bersifat variabel, kami memberikan diskon agar kamar-kamar tidak kosong dan kami dapat menggaji staf," jelasnya.
Di sisi lain, Yunani justru menikmati keuntungan besar dari lonjakan wisatawan. Organisasi Pariwisata Nasional Yunani (GNTO) mencatat, pada tahun 2023, Yunani telah kedatangan 33 juta wisatawan. Angka ini meningkat drastis dari tahun sebelumnya yang hanya 5 juta wisatawan.
Keberhasilan Yunani dalam menarik wisatawan membuat negara tersebut masuk ke sepuluh besar negara yang paling banyak dikunjungi secara global. Ibu kota Yunani, Athena, bahkan menampung 7 juta turis tahun lalu, dan diperkirakan akan meningkat 20 persen pada tahun ini.
Meskipun ledakan wisatawan berdampak positif pada perekonomian Yunani, hal ini juga menimbulkan krisis perumahan di Athena, khususnya. Banyak warga Athena mengeluh tentang tingginya harga sewa dan kesulitan mencari tempat tinggal. Bahkan, di banyak lanskap kota Athena, jendela-jendela toko dihiasi dengan grafiti yang ditulis para warga yang bertujuan mengusir wisatawan.
Turki kini tengah berupaya untuk menarik kembali wisatawan domestik. Namun, tantangannya tidak mudah, mengingat daya tarik Yunani yang semakin kuat bagi warga Turki.