Kediri | Jabar Pos – Bentrokan antara pendukung tim sepak bola Persik Kediri dan Arema FC terjadi di perbatasan Kediri-Malang di Jawa Timur pada Senin (16/12) malam sekitar pukul 8.
Insiden itu terjadi di dua desa yang berbatasan, Desa Sukosari di kabupaten Kasembon, kabupaten Malang, dan desa Kandangan di kabupaten Kandangan, kabupaten Kediri.
Sebuah klip video bentrokan beredar di media sosial, menunjukkan situasi di kedua lokasi.
Sebelumnya pada Senin sore, Persik Kediri menjadi tuan rumah pertandingan sepak bola melawan Arema FC di Stadion Brawijaya di kota Kediri, dengan Persik Kediri mengalahkan Arema FC 1-0.
Kepala Polisi Kasembon AKP Ma’ruf telah mengkonfirmasi bahwa bentrokan itu terjadi. Dia mengatakan insiden tersebut menyebabkan penutupan singkat pada jalan utama yang menghubungkan Malang dan Kediri.
Polisi dan penduduk setempat mengarahkan para pelancong ke jalan alternatif untuk menghindari konfrontasi.
“Bentrokan terjadi ketika beberapa pendukung Persik Kediri berkumpul di sekitar pom bensin Kandangan. Sementara itu pendukung Arema FC sedang berkumpul di sekitar patung singa di desa Sukosari, kecamatan Kasembon,” kata Ma’ruf pada hari Selasa (17/12).
Setelah menanyai para pendukung yang terlibat, Ma’ruf menyimpulkan bahwa para penggemar Arema FC menuntut kembalinya lima sesama pendukung yang ditahan oleh Polda Kabupaten Kediri dan Polda Kota Kediri.
Pendukung Arema FC ditahan karena melanggar aturan yang menyatakan bahwa pendukung tamu tidak diizinkan untuk datang ke lapangan tuan rumah.
Pada hari Kamis (12/12), lima pendukung Persis Surakarta juga ditahan oleh polisi setelah pertandingan antara tim dan Arema FC di kota tetangga Blitar.
Pendukung dari kedua belah pihak bertukar ejekan, tetapi situasinya tidak meningkat menjadi pertengkaran fisik.
“Memang ada pertukaran ejekan di antara para pendukung setelah pertandingan. Namun, kondisinya telah diselesaikan oleh polisi,” Kapolres Blitar KotaA AKBP Danang Setiyo PS, pada hari Jumat (13/12). (die)