Jabarpos.id, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah mempertimbangkan langkah revolusioner dalam dunia perbankan Indonesia. Sebuah kajian mendalam sedang dilakukan terkait penerapan regulasi universal banking, sebuah konsep yang memungkinkan bank untuk melebarkan sayap bisnisnya hingga ke pasar modal.
Universal banking sendiri merupakan model perbankan yang memungkinkan sebuah lembaga keuangan menawarkan beragam layanan, mulai dari perbankan konvensional seperti tabungan dan kredit, hingga layanan investasi seperti penjaminan emisi dan konsultasi keuangan. Bahkan, layanan non-bank seperti asuransi dan manajemen aset pun bisa masuk dalam cakupan bisnis bank.

Saat ini, beberapa raksasa perbankan dunia seperti HSBC Holdings plc, Citigroup Inc, dan Deutsche Bank AG telah menerapkan konsep universal banking. Namun, di Indonesia, regulasi yang ada masih membatasi ruang gerak bank. Undang-Undang Perbankan serta aturan OJK dan Bank Indonesia mengharuskan pemisahan entitas untuk layanan non-perbankan.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, mengungkapkan bahwa rancangan regulasi terkait universal banking sedang digodok bersama Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae. "Pengkajian ini sangat menarik terkait dengan kemungkinan universal banking," ujar Mahendra dalam seremoni pembukaan perdagangan di Pasar Modal Indonesia, Senin (11/8/2025).
Mahendra menambahkan bahwa pasar modal Indonesia memiliki peran krusial dalam menjaga stabilitas ekonomi. Di tengah tekanan ekonomi yang berat pada kuartal kedua tahun ini, pasar modal Indonesia mampu menunjukkan ketahanan dan adaptasi yang baik.
"Ini membuktikan bahwa infrastruktur pasar modal kita semakin tangguh dalam menghadapi gejolak eksternal, serta komitmen kita bersama untuk menjaga stabilitas dan kepastian," tegas Mahendra.
Hingga 8 Agustus 2025, IHSG mencatatkan penguatan 6,41% year to date dan ditutup pada posisi 7.533,39. Kapitalisasi pasar juga meningkat 9,88% menjadi Rp13.555 triliun. Pasar surat utang pun menunjukkan pertumbuhan positif dengan Indonesia Composite Bond Index (ICBI) ditutup pada level 421,81, naik 7,42%.
Aktivitas penghimpunan dana dari pasar modal telah mencapai Rp144,78 triliun dengan 16 emiten baru. Saat ini, terdapat 13 perusahaan dalam pipeline penawaran umum dengan nilai indikatif Rp16,65 triliun.