Jabarpos.id – Pasar modal Indonesia menunjukkan geliat positif dengan penghimpunan dana mencapai Rp167,92 triliun hingga akhir Agustus 2025. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, dana tersebut berasal dari 144 emiten yang melakukan penawaran umum.
Deputi Komisioner Pengawasan Pengelola Investasi Pasar Modal dan Lembaga Efek OJK, Eddy Manindo Harahap mengungkapkan, dari ratusan emiten tersebut, terdapat 16 nama baru yang meramaikan bursa. "Enam belas emiten baru ini terdiri dari 14 emiten saham dan 2 efek bersifat utang atau sukuk," jelasnya.

Pertumbuhan investor di pasar modal juga menjadi sinyal positif. Hingga akhir Agustus 2025, jumlah investor tercatat mencapai 18,02 juta orang. Angka ini menunjukkan minat masyarakat Indonesia untuk berinvestasi semakin meningkat.
Selain itu, penggalangan dana melalui Security Crowdfunding (SCF) juga menunjukkan perkembangan menggembirakan. Terdapat 23 efek baru dan 7 penerbit baru pada bulan Agustus, sehingga total penerbit efek SCF saat ini mencapai 541 penerbit.
Perkembangan pusat karbon juga menunjukkan tren positif. Terdapat 8 pengguna jasa baru yang terdaftar, dengan penambahan volume transaksi sebesar 5.465 ton CO2 ekuivalen. Secara total, volume transaksi mencapai 1.604.822 ton CO2 ekuivalen dengan akumulasi nilai sebesar Rp 78,4 miliar.
Menanggapi volatilitas pasar yang terjadi belakangan ini, OJK menilai bahwa fundamental ekonomi Indonesia yang solid menjadi penopang. OJK juga telah memiliki bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas pasar, termasuk relaksasi saham, penundaan implementasi pembiayaan short selling, penyesuaian trading hub, dan penerapan asymmetric auto rejection.