Jabarpos.id, Jakarta – Pemerintah menunjukkan keseriusannya dalam menuntaskan masalah yang membelit PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Kali ini, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) didapuk menjadi juru selamat bagi maskapai penerbangan nasional tersebut.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, mewakili Presiden RI Prabowo Subianto, menegaskan bahwa Danantara akan menjadi instrumen krusial dalam upaya restrukturisasi BUMN, termasuk Garuda Indonesia. Hal ini disampaikan dalam rapat bersama Komisi VI DPR pada Selasa (23/9).

Pemerintah, kata Prasetyo, memberikan perhatian khusus pada pembenahan Garuda Indonesia yang selama ini terbebani oleh utang besar dan kinerja keuangan yang tertekan. Melalui Danantara, diharapkan perbaikan dapat dilakukan secara menyeluruh, mencakup struktur manajemen, efisiensi operasional, hingga penguatan fundamental keuangan perusahaan.
Seperti yang dilaporkan jabarpos.id sebelumnya, BPI Danantara melalui PT Danantara Asset Management (Persero) telah memberikan pinjaman dana kepada Garuda Indonesia untuk mendukung transformasi pengelolaan portofolio strategis pada Juni 2025.
Direktur Utama Garuda Indonesia, Wamildan Tsani, menjelaskan bahwa dukungan transformasi komprehensif ini mencakup optimalisasi bisnis, pendanaan jangka panjang, serta pendampingan menyeluruh berbasis tata kelola dan restrukturisasi penyehatan kinerja senilai US$ 405 juta atau setara dengan Rp 6,65 triliun.
CEO BPI Danantara, Rosan Roeslani, juga mengungkapkan bahwa pihaknya tengah mengkaji rencana merger Garuda Indonesia dengan Pelita Air milik PT Pertamina (Persero). Langkah ini diambil dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi operasional dan produktivitas maskapai milik negara.
"Intinya kan supaya lebih efisien, lebih meningkatkan produktivitas, dan juga mengoptimalkan aset yang ada, baik dari segi jam terbang, sparepart pesawat, dan lain-lain. Lagi dievaluasi semua," jelas Rosan.