Jabarpos.id, Jakarta – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) tengah berupaya keras mengoptimalkan seluruh lini bisnisnya, termasuk anak perusahaannya, Citilink. Langkah strategis ini diambil untuk menghindari persaingan internal yang dapat merugikan perusahaan secara keseluruhan.
Wakil Direktur Utama Garuda Indonesia, Thomas Sugiarto Oentoro, menjelaskan bahwa penataan ulang layanan rute tujuan menjadi kunci utama. Tujuannya adalah agar Garuda Indonesia dan Citilink tidak saling "memakan" pasar atau melakukan kanibalisasi. Hal ini diungkapkan dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi VI di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (1/12).

Thomas menegaskan bahwa Garuda Indonesia dan Citilink memiliki target pasar yang berbeda. Garuda Indonesia fokus pada konsumen premium yang menginginkan layanan eksklusif, sementara Citilink menyasar segmen berbiaya rendah (LCC).
"Kita harus cermat melihat pasar mana yang cocok untuk layanan premium dan pasar mana yang ideal untuk LCC. Daya beli masyarakat juga menjadi pertimbangan penting dalam menentukan strategi ini," jelasnya.
Lebih lanjut, Thomas mengungkapkan bahwa Garuda Indonesia belum dapat membuka rute internasional seperti ke Qatar karena keterbatasan kapasitas pesawat. Ia menyiratkan perlunya investasi tambahan untuk peremajaan armada agar dapat bersaing di rute internasional.





