Jakarta | Jabar Pos – Indonesia telah menangguhkan impor daging domba untuk mengurangi tekanan pada petani lokal dan melindungi bisnis ternak negara dari persaingan asing.
“Kami telah menghentikan sementara mengeluarkan rekomendasi impor, untuk mencegah daging domba impor dengan harga murah dari menekan para petani. Ini adalah upaya kami untuk melindungi petani dan membiarkan bisnis mereka terus berjalan,” kata Menteri Pertanian, Amran Sulaiman di Jakarta pada hari Senin (2/12).
Dia menjelaskan bahwa kementerian, dalam pertemuannya dengan importir daging yang diadakan pada 26 November, telah meminta perusahaan pengimpor untuk menandatangani pernyataan di mana mereka berkomitmen untuk secara berkala menyerahkan laporan kepada kementerian yang merinci jumlah dan stok impor mereka.
Dokumen itu juga menyatakan bahwa mereka akan berhenti mendistribusikan daging impor ke perusahaan mikro kecil dan menengah (UMKM), termasuk restoran dan pedagang kecil.
“Kami merancang kebijakan ini untuk melindungi petani lokal yang merupakan tulang punggung industri peternakan,” kata Amran.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, melakukan inspeksi mendadak di 13 gudang untuk daging domba dan kambing impor pada hari Minggu (24/11) untuk memastikan bahwa masuk dan distribusi daging impor sesuai dengan peraturan yang berlaku.
“Jika ada pelanggaran yang ditemukan, kami akan mengambil tindakan tegas,” kata Agung.
Dia menambahkan bahwa kementerian juga akan mempercepat upaya untuk menyelaraskan peraturan yang mempengaruhi ekspor domba dan kambing ke Malaysia dan Brunei untuk membuka akses ke pasar internasional.
Agung mengatakan dia optimis bahwa langkah tersebut akan mengurangi ketergantungan pada daging impor dan meningkatkan daya saing sektor peternakan nasional.
Awal tahun ini, peternak sapi lokal memproyeksikan defisit daging sapi yang besar dan mendesak impor daging tambahan untuk meningkatkan stok domestik.
Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia(Gapuspindo) memperkirakan kekurangan sebesar 453.000 ton atau 2,5 juta ekor ternak.
Data pemerintah yang memproyeksikan konsumsi daging sapi per kapita sebesar 2,57 kilogram tahun ini, yang setara dengan konsumsi agregat sekitar 720.000 ton jika dikalikan dengan populasi negara.
Menurut rencana keseimbangan pangan nasional tahun ini dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), impor sapi dan kerbau pengumpan untuk tahun 2024 berjumlah 389.024 ton, sementara produksi domestik diproyeksikan mencapai 422.649 ton.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengumumkan minggu lalu bahwa kuota impor daging sapi untuk tahun ini ditetapkan sebesar 145.250 ton dalam keputusan yang mempertimbangkan permintaan impor yang diajukan oleh 380 bisnis.
Namun, bisnis tersebut telah meminta impor yang jauh lebih tinggi sebesar 462.011 ton.
Arief mengatakan semua perhitungan untuk rencana keseimbangan pangan akan memprioritaskan produksi domestik, dan impor hanya akan ikut bermain ketika produksi domestik tidak dapat memenuhi permintaan nasional. (die)