Mobil listrik kini semakin populer di Indonesia, namun masih banyak mitos yang beredar di masyarakat. Hal ini membuat banyak calon pengguna ragu untuk beralih dari kendaraan konvensional.
Salah satu mitos yang paling sering dibicarakan adalah soal jarak tempuh dan ketersediaan SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum). Banyak yang beranggapan bahwa mobil listrik tidak praktis untuk perjalanan jauh karena waktu pengisian yang lama dan SPKLU yang belum banyak tersedia.
Namun, benarkah demikian? Mari kita bedah mitos dan fakta seputar mobil listrik:
1. Jarak Tempuh Mobil Listrik Terbatas?
Mitos: Mobil listrik tidak cukup kuat untuk perjalanan jauh.
Fakta: Mobil listrik yang dipasarkan di Indonesia umumnya dibekali baterai berkapasitas besar. Jarak tempuhnya bisa mencapai setidaknya 300 kilometer tanpa perlu khawatir kehabisan daya. Bahkan, beberapa merek seperti Mercedes-Benz, Hyundai, dan Kia, membekali mobil listrik premium mereka dengan baterai jumbo yang memungkinkan jarak tempuh di atas 500 kilometer.
Dengan demikian, mobil listrik dapat digunakan untuk perjalanan jauh tanpa harus khawatir mencari SPKLU di tengah jalan.
2. Ketersediaan SPKLU dan Kendala Waktu Pengisian Daya
Mitos: Jumlah SPKLU terbatas.
Fakta: Jabarpos.id mencatat bahwa jumlah SPKLU PLN yang tercantum dalam aplikasi PLN Mobile mencapai 1.981 titik pengisian. Hampir setiap kantor PLN di pusat kota memiliki SPKLU.
Selain itu, beberapa pihak swasta juga ikut meningkatkan layanan charging atau stasiun pengisian listrik. Hal ini memastikan pengguna mobil listrik dapat dengan mudah menemukan tempat pengisian ulang di berbagai lokasi.
3. Masalah Waktu Pengisian Daya
Mitos: Mengisi daya listrik butuh waktu sangat lama.
Fakta: Pabrikan otomotif telah melengkapi kendaraan listrik mereka dengan teknologi fast charging dengan arus DC. Mobil dengan jarak tempuh hingga 500 km bisa di-charge dari 30-80 persen hanya dalam waktu kurang dari 1 jam.
Untuk pengisian daya sampai penuh, waktu yang dibutuhkan sekitar 2 jam. Ini membuktikan bahwa pengisian ulang mobil listrik bisa secepat mengisi bensin konvensional.
Perlu dicatat bahwa teknologi fast charging hanya tersedia untuk mobil listrik yang menggunakan teknologi DC atau AC/DC. Untuk mobil listrik dengan sistem AC saja, pengisian daya dari 30-80 persen memakai AC Charging 7kW mencapai 4 jam.
4. Aspek Performa di Mobil Listrik
Mitos: Performa mobil listrik kalah dari mobil konvensional.
Fakta: Mobil listrik memiliki performa yang tidak kalah mengesankan dibanding mobil konvensional. Bahkan, mobil listrik biasanya menghasilkan torsi besar secara instan. Sebagai contoh, Kia EV9 tipe GT-Line dibekali motor listrik dengan daya 379 hp dan torsi 700 Nm.
Tenaga tersebut setara dengan mobil sport, dan torsinya bahkan serupa dengan truk ringan. Untuk meraih kecepatan 100 km/jam jelas bukan hal yang sulit.
5. Fitur Mobil Listrik
Mitos: Fitur di mobil listrik kalah canggih dari mobil konvensional.
Fakta: Mobil listrik dibekali fitur yang jauh lebih lengkap dan canggih, membuatnya menjadi kendaraan futuristik. Mobil listrik biasanya telah dibekali sistem keselamatan ADAS sebagai fitur standar.
Selain itu, perusahaan China sebagai pabrikan otomotif mayoritas penyedia mobil listrik di Indonesia, tidak sungkan menjejali produk mereka dengan fitur kenyamanan premium. Sebagai contoh, Chery Omoda E5 telah memakai sistem audio dari Sony yang kualitas suaranya sangat baik.
6. Biaya dan Prosedur Perawatan Mobil Listrik
Mitos: Biaya perawatan rutin dari mobil listrik cukup mahal dan prosedur perawatan yang sulit.
Fakta: Perawatan rutin mobil listrik hanya mengganti pelumas motor dan cairan radiator setiap setahun sekali. Baterai di mobil listrik memiliki daya tahan hingga delapan tahun.
Dengan inovasi pada sistem baterai di mobil listrik, kini kerusakan hanya perlu mengganti bagian sel baterai yang mengalami masalah. Berbeda dengan teknologi lawas terdahulu, kerusakan sel di baterai mobil listrik mengharuskan pengguna mengganti seluruh baterai sekaligus.
Dengan demikian, penggantian sel baterai yang rusak tidak membutuhkan banyak biaya sebagaimana bila mengganti seluruh baterai sekaligus. Sebagai informasi, harga baterai mobil listrik bila segelondong atau assy bisa mencapai 70 persen dari harga mobil.
7. Volume Ruang Penyimpanan Barang di Mobil Listrik
Mitos: Mobil listrik tidak memiliki ruang bagasi yang cukup luas.
Fakta: Mobil listrik modern dirancang dengan memaksimalkan ruang interior, termasuk area bagasi. Desain cerdas memastikan bahwa penggunaan tidak perlu mengorbankan ruang untuk baterai. Hal ini karena baterai diposisikan pada bagian dek bawah alias di kolong lantai kendaraan.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa mobil listrik kini tidak lagi merepotkan bila digunakan untuk kebutuhan berkendara sehari-hari. Di era teknologi modern ini, banyak dari mitos tersebut yang telah terpatahkan oleh inovasi terbaru yang memudahkan para pengguna, termasuk orang awam sekalipun.
Mobil listrik modern telah dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan dan gaya hidup, mulai dari kebutuhan sehari-hari dalam kota hingga kebutuhan perjalanan jarak jauh dengan keluarga. Pabrikan otomotif terus berinovasi dalam teknologi kendaraan listrik, tidak hanya fokus pada efisiensi energi dan jarak tempuh, tetapi juga pada kenyamanan, keamanan, dan pengalaman berkendara yang menyenangkan bagi pengguna.