Medan | Jabar Pos – Kota Medan dan kabupaten Deli Serdang di sekitarnya di Sumatera Utara telah mengalami pemadaman pasokan air bersih dalam lima hari terakhir, setelah pipa utama terkubur akibat tanah longsor di kabupaten Sibolangit, kabupaten Deli Serdang.
“Pipa utama terkubur pada Rabu malam dan membutuhkan waktu sekitar dua hingga tiga minggu untuk diperbaiki,” kata penjabat direktur perusahaan air bersih milik administrasi provinsi Sumatra Utara PDAM Tirtanadi pada Minggu (1/12) malam.
Kerusakan tersebut mempengaruhi kecamatan Medan Johor, Medan Tuntungan dan Medan Helvetia di kota Medan, dan kecamatan Namorambe di kabupaten Deli Serdang.
Medan yang ekstrem, menjadi resiko tanah longsor lebih lanjut dan curah hujan lebat menimbulkan tantangan yang signifikan untuk pekerjaan perbaikan.
Akibatnya, banyak penduduk terpaksa mencari cara alternatif untuk memenuhi kebutuhan air harian mereka, seperti membeli galon air atau mengumpulkan air hujan.
Adisty (21) penduduk kecamatan Medan Tuntungan, mengatakan bahwa pasokan air di rumahnya telah habis sejak Rabu (27/11).
“Jika hujan di malam hari, saya tetap terjaga untuk mengumpulkan air hujan,”
Namun, jika tidak hujan dia terpaksa membeli galon air atau air mineral yang dapat diisi ulang.
Sementara itu, puluhan penduduk terlihat berburu ember di sebuah supermarket, sebuah fenomena yang bahkan menjadi viral di media sosial.
Windy, pemimpin supermarket Balikado terkejut melihat berapa banyak pelanggan yang membeli ember untuk menyimpan air yang terkumpul.
“Saya terkejut pada awalnya, dimulai pada Sabtu (30/11) malam dan sampai hari ini, ternyata itu karena pasokan air di rumah penghuni habis, begitu banyak orang yang membeli ember,” katanya.
Windy mengatakan bahwa dalam tiga hari terakhir, mereka telah menjual ratusan ember dalam satu hari. Mereka bahkan berulang kali membuka stok ember mereka, memastikan mereka memiliki cukup untuk hari-hari mendatang.
Windy mengatakan ember yang paling dicari adalah yang terbesar, yang memiliki kapasitas 250 liter.
“Harganya masing-masing Rp 200.000, tetapi penduduk juga membeli ember dengan ukuran kecil dan sedang,” tambahnya.
Pada hari Senin, Erwin mengatakan PDAM Tirtanadi masih bekerja keras untuk mempercepat pekerjaan perbaikan sambil mendistribusikan air menggunakan kendaraan tanker. (die)