Jabarpos.id – Kisah bak sinetron dialami seorang bocah SMP asal Kediri saat liburan sekolah. Tak disangka, liburannya berujung pada penemuan harta karun emas bernilai fantastis, mengubah hidupnya dalam semalam.
Peristiwa menggemparkan ini terjadi pada tahun 1989, saat Seger, nama bocah tersebut, berusia 15 tahun. Kala itu, ia tengah mengisi liburan sekolah dengan bekerja sebagai buruh tani demi membayar tunggakan SPP.

"Saya memburuh karena perlu uang untuk membayar SPP yang sudah menunggak dua bulan. Rapor saya pun ditahan," ungkap Seger seperti dikutip jabarpos.id dari harian Suara Karya edisi 2 Desember 1989.
Saat mencangkul tanah di sebuah lahan sawah, cangkul Seger tiba-tiba membentur benda keras. Penasaran, ia menggali lebih dalam dan menemukan sebuah benda pipih berlapis emas murni, bertabur permata dan berlian.
Penemuan Seger sontak membuat heboh masyarakat dan media. Benda tersebut, setelah diteliti, ternyata merupakan artefak berharga dari masa Kerajaan Majapahit.
Para ahli menduga, artefak emas seberat 1,2 kilogram dengan dimensi 25×35 cm itu berasal dari periode akhir Majapahit. Hal ini didasarkan pada ornamen relief matahari dan burung garuda yang menghiasi permukaan emas.
Nilai materi artefak tersebut sangat tinggi. Emas seberat itu saja, dengan harga saat ini, bernilai miliaran rupiah. Belum lagi jika ditambah nilai permata, berlian, serta nilai sejarah dan artistiknya.
Namun, Seger tidak bisa menikmati hasil penemuannya. Sesuai aturan, benda bersejarah itu diserahkan kepada negara dan kini tersimpan di Museum Nasional, Jakarta.
Sebagai apresiasi, Presiden Soeharto memberikan kompensasi sebesar Rp19,4 juta kepada Seger, serta beasiswa pendidikan hingga perguruan tinggi.
Meski tak jadi miliarder, Seger mengaku tak menyesal. Baginya, pengalaman menemukan harta karun adalah pengalaman berharga yang tak akan terlupakan. Ia pun bisa melanjutkan sekolah tanpa khawatir biaya.