Jabarpos.id, Jakarta – Kasus mega skandal yang menjerat PT Investree Radika Jaya (Investree) memasuki babak baru. Mantan Direktur Utama Investree, Adrian Gunadi, akhirnya berhasil diringkus setelah sempat menjadi buronan dan masuk dalam daftar red notice internasional. Penangkapan ini menyusul terungkapnya kerugian masyarakat yang mencapai angka fantastis, yakni Rp2,7 triliun akibat dugaan pengelolaan dana ilegal.
Adrian Gunadi, yang kini telah mengenakan rompi tahanan, dijerat atas dugaan praktik penghimpunan dana masyarakat tanpa izin serta penyalahgunaan dana yang melanggar perjanjian. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Kepolisian Republik Indonesia (Polri) serta sejumlah kementerian dan lembaga terkait berhasil memulangkan dan menahan yang bersangkutan.

"Otoritas Jasa Keuangan bersama Kepolisian Republik Indonesia serta sejumlah kementerian dan lembaga terkait telah memulangkan dan menahan saudara AAG, mantan Direktur PT Investree Radika Jaya, yang diduga melakukan kegiatan penghimpunan dana masyarakat tanpa izin OJK," tegas Deputi Komisioner Bidang Hukum dan Pendidikan OJK, Yuliana.
Kasus ini menjadi tamparan keras bagi industri fintech lending dan menjadi pengingat pentingnya kepatuhan terhadap regulasi perizinan serta transparansi dalam pengelolaan dana. Penyidik OJK bekerja sama dengan Kejaksaan Agung RI menjerat tersangka dengan pasal berlapis, termasuk Undang-Undang Perbankan dan Undang-Undang tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Jasa Keuangan (P2SK), serta Pasal 55 KUH Pidana. Adrian terancam hukuman penjara hingga 10 tahun.
Sekretaris NCB Interpol, Untung Widyatmoko, mengkonfirmasi bahwa total kerugian akibat kasus ini mencapai Rp2,7 triliun. Ironisnya, saat berstatus tersangka, Adrian Gunadi diketahui menduduki jabatan mentereng sebagai CEO JTA Holding Qatar, bagian dari JTA International Investment Holding yang berbasis di Singapura. Perusahaan tersebut bergerak di bidang solusi perangkat lunak dan teknologi kecerdasan buatan untuk pinjaman digital, menyasar kemitraan dengan institusi keuangan di Timur Tengah, Asia, dan Afrika.