Los Angeles | Jabar Pos – Kasus terkait Rapper Amerika Serikat, Sean John Combs alias P Diddy, mulai viral ketika aparat penegak hukum menemukan 1.000 botol pelumas dan baby oil di salah satu rumahnya pada bulan Maret 2024. Sejak saat itu, fakta mengenai 1.000 botol baby oil di rumah P. Diddy dan kaitan dengan kasusnya menjadi perbincangan hangat hingga kini.
Selama penggeledahan di rumah Diddy yang berlokasi di Los Angeles dan Miami, Aparat Penegak Hukum tidak hanya menyita 1.000 botol baby oil, tetapi juga Narkotika, Video, dan tiga Senjata Api tipe AR-15 dengan nomor seri yang telah dirusak.
Pasca penemuan tersebut, pada bulan September ini, P. Diddy ditangkap dan didakwa telah melakukan perdagangan seks, pemerasan, pelecehan seksual dan prostitusi. Dakwaan P. Diddy dimuat dalam surat dakwaan setebal 14 halaman yang memuat beberapa rincian. Salah satu yang paling menghebohkan dalam kasus ini, yakni dugaan ‘freak off’.
‘Freak off’ merupakan, pertunjukan seks yang direkam secara elektronik. Disebutkan bahwa ‘freak off’, terkadang berlangsung selama berhari-hari, melibatkan banyak pekerja seks komersial. Dan, pesta seks tersebut dikatakan sering kali menggunakan Narkotika seperti Ketamin, Ekstasi, dan GHB, yang didistribusikan oleh P. Diddy kepada korban untuk membuat mereka tetap taat dan patuh. Diduga 1.000 botol baby oil yang ditemukan sebelumnya merupakan persediaan P. Diddy untuk menggelar pesta ‘freak off’.
Menghadapi kasus ini, P. Diddy melalui pengacaranya mengajukan jaminan senilai $50 juta. Namun pada, (18/9/2024) Hakim Robyn Tarnofsky menolak permohonan tersebut. Puff Diddy dianggap berpotensi menimbulkan bahaya bagi masyarakat dan berulang kali menghalangi dan berpotensi melarikan diri. Dengan pertimbangan itu, P. Diddy harus mendekam di penjara Brooklyn guna menghadapi sederet dakwaannya.
Penemuan 1.000 botol baby oil di rumah P. Diddy telah membuat spekulasi publik dalam beberapa bulan terakhir, terutama berkaitan dengan kasus pesta seks ‘freak off’. Menurut FBI, P. Diddy akan membujuk dan memaksa para wanita untuk melakukan pertunjukan seksual dengan pekerja seks pria untuk ditonton dan direkam, terkadang tanpa sepengetahuan mereka.
Pengacara P Diddy, Marc Agnifilo, menanggapi hal tersebut dengan mengatakan apa yang dituduhkan Jaksa terhadap P. Diddy sebagai pesta seks itu ‘aneh’.
“Dulu ketika saya masih kecil di akhir tahun 70-an, mereka disebut threesome,” ujarnya.
“Saya tidak tahu dari mana angka 1.000 itu berasal. Saya tidak bisa membayangkan jumlahnya ribuan botol baby oil dan pelumas, dan saya tidak begitu yakin apa hubungan baby oil dengan kasus ini. Saya rasa jumlahnya tidak sampai seribu. Anggap saja itu banyak,” kata Marc Agnifilo. (far)