Sumatera | Jabar Pos – Setidaknya 11 orang meninggal dan satu lainnya hilang selama akhir pekan sebagai Bencana hidrometeorologi, termasuk banjir bandang dan tanah longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera Utara dan Barat.
Sementara itu, di Jawa Barat, cuaca ekstrem yang terus-menerus selama sebulan terakhir telah merenggut enam nyawa.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), di Sumatera dimulai di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, sekitar pukul 1 pagi pada hari Sabtu (23/12) telah terjadi banjir bandang.
Banjir ini telah membawa bongkahan kayu, lumpur, dan batu yang telah menghancurkan delapan rumah.
Mayat seorang pria ditemukan 10 kilometer dari kediamannya, sementara orang lain masih hilang pada Senin (25/11).
“Kami mendesak orang-orang yang ada di Kabupaten Lima puluh kota untuk waspada terhadap potensi banjir berikutnya. Masyarakat disarankan untuk menjauh sementara dan tidak melakukan aktivitas di sungai untuk menghindari bencana lebih lanjut.” kata juru bicara BNPB, Abdul Muhari.
Dia menambahkan bahwa jika hujan dengan intensitas tinggi berlangsung selama lebih dari satu jam, orang-orang yang tinggal di perbukitan, daerah rawan tanah longsor atau di dekat sungai disarankan untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Sekitar 366 kilometer dari Lima Puluh Kota, pada Sabtu (23/11) bencana serupa terjadi di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, menyusul hujan lebat yang dimulai pada Jumat malam, dan menewaskan dua orang.
Kemudian pada hari itu, delapan orang lagi dilaporkan meninggal dalam dua bencana hidrometeorologi terpisah di Sumatera Utara.
Sebuah keluarga yang terdiri dari empat orang, termasuk seorang anak berusia 7 tahun dan seorang anak berusia 5 bulan, meninggal dunia setelah tanah longsor melanda kediaman mereka di desa Harang Julu, kabupaten Padang Lawas, sekitar pukul 3 sore.
Beberapa jam kemudian, banjir bandang menyapu sebuah desa di distrik Sibolangit, kabupaten Deli Serdang, dan mengakibatkan kematian empat orang, termasuk seorang anak berusia 3 tahun.
Badan Mitigasi Bencana Jawa Barat (BNPB) telah mencatat 181 bencana hidrometeorologi di 27 kota dan kabupaten di wilayah tersebut sejak awal November.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mendesak masyarakat untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem dalam beberapa bulan mendatang.
Terutama selama liburan Natal dan Tahun Baru, puncak musim hujan diperkirakan akan berlangsung hingga Februari tahun depan.
“Kami mendesak masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor, terutama selama periode Natal dan Tahun Baru,” kata Dwikorita. (die)