Tasikmalaya – Paralayang, olahraga ekstrem yang menantang adrenalin, masih menjadi hal yang asing bagi sebagian besar masyarakat Priangan Timur. Padahal, Kabupaten Tasikmalaya memiliki lokasi takeoff paralayang yang ideal, yaitu di Pasir Gowong, Desa Nangewer, Kecamatan Pagerageung.
Melayang di udara dengan parasut bukanlah perkara mudah. Dibutuhkan latihan, penguasaan teknik, dan peralatan yang memadai. Namun, bagi Siti Maryam, atlet paralayang asal Tasikmalaya, tantangan itu justru menjadi bagian dari kesenangannya.
Siswi kelas XI SMA Negeri 1 Ciawi ini telah menekuni olahraga ini sejak kelas 6 SD. "Nggak kok, nggak ngeri, enak kalau sudah biasa mah," ujar Maryam, menggambarkan pengalamannya terbang di angkasa. "Enak di atas bisa sambil ‘ngahuleng’ (melamun). Tafakur, ternyata kehidupan manusia itu kecil kalau dilihat dari atas," tambahnya.
Meskipun terbiasa dengan ketinggian, Maryam pernah mengalami kejadian menegangkan saat terbang di Garut beberapa tahun lalu. Angin yang tiba-tiba kencang membuatnya kesulitan mendarat, hingga akhirnya dia melayang di udara selama hampir 6 jam.
"Ya waktu di Garut, angin tiba-tiba kencang, mungkin saya panik. Jadi tak bisa turun. Terbang sejak siang, baru mendarat pas adzan Magrib," kenang Maryam, yang bercita-cita menjadi tentara.
Beruntung, pelatihnya memandu Maryam dari bawah melalui radio komunikasi. "Tiba-tiba panik saja, untung dipandu pelatih, sehingga saya bisa tenang lagi. Lelah sekali, karena haus pengen minum," tuturnya.
Kisah Maryam menunjukkan bahwa mental menjadi kunci utama dalam olahraga paralayang. Hal ini juga dibenarkan oleh atlet paralayang lainnya, Rais Akbar (14). "Di atas itu tenang sekali, jadi sering melamun. Makanya kalau saya lebih memilih ngobrol dengan yang di bawah," kata Rais, siswa SMP Negeri 1 Tasikmalaya.
Cepi Rahmat, atlet paralayang senior, menambahkan, "Mental yang paling utama, bagaimana kita melawan rasa takut. Yang kedua baru belajar tekniknya."
Cepi juga mengingatkan pentingnya memahami kondisi cuaca, terutama arah angin. "Awan mendung itu bahaya, karena itu bisa menarik kita ke atas. Makanya kita harus bisa menganalisa kondisi cuaca, terutama arah angin," jelasnya.
Cepi berharap olahraga paralayang di Tasikmalaya dapat berkembang dan menjadi daya tarik wisata. "Ya kita berharap bisa berkembang, seperti di Puncak. Semakin banyak orang yang bermain paralayang tentu akan memberi dampak positif bagi perkembangan olahraga ini," pungkasnya.