jabarpos.id, Jakarta – Pasar obligasi di Indonesia menunjukkan geliat yang semakin positif. Aldiracita Sekuritas Indonesia mencatat peningkatan penerbitan obligasi hingga lebih dari 11% dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini mengindikasikan minat yang tinggi dari korporasi untuk memanfaatkan instrumen investasi ini.
Anindita Cintasya, Director of Investment Banking Aldiracita Sekuritas Indonesia, mengungkapkan bahwa meskipun kondisi ekonomi sempat mengalami fluktuasi, tren penerbitan obligasi korporasi tetap menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) hingga level 4,75% turut menjadi katalis positif bagi pasar obligasi.

"Penerbitan obligasi saat ini mayoritas mengalami oversubscribe, karena permintaan yang lebih besar dari penawaran," ujar Anindita dalam acara Road to CNBC Awards 2025 ‘Best Securities and Fund Managers’.
Obligasi konvensional masih mendominasi pasar, diikuti oleh sukuk yang permintaannya terus meningkat. Selain itu, obligasi tematik seperti Green Bond dan Social Bond juga semakin diminati, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan investasi berkelanjutan.
Regulasi baru yang mempermudah investor untuk berinvestasi pada surat berharga juga menjadi faktor pendorong ramainya penerbitan obligasi. Investor kini mulai melirik jenis investasi lain selain obligasi korporasi pada umumnya, seperti social bond, green bond, dan perpetual bond.
Meskipun perpetual bond masih tergolong baru di Indonesia, Aldiracita Sekuritas Indonesia berupaya menjembatani investor dengan penerbit instrumen ini. Tantangan utama perpetual bond adalah penentuan tolok ukur (benchmark) karena tidak memiliki waktu jatuh tempo.
"Obligasi perpetual tidak memiliki jatuh tempo, tetapi memiliki periode tertentu yang bisa di-call oleh penerbit. Di situlah benchmark dari pricing-nya ditentukan," pungkas Anindita.