Kendari | Jabar Pos – Kasus Supriyani guru honorer di Konawe Selatan, sudan memasuki sidang kelima pada, Senin (4/11).
Setelah sebelumnya, guru honorer di SDN
4 Baito ini, dituduh telah memukul salah seorang siswanya hingga mengalami luka memar.
Dirinya sempat ditahan Kejari Konawe Selatan di Lapas Perempuan Kendari. Selain itu, guru dua anak ini mengaku ada permintaan uang dari aparat penegak hukum terkait kasusnya.
Terkait buntut dari kasusnya, sejumlah pihak sudah diperiksa dan berganti jabatan. Mulai dari Camat Baito Sudarsono, diganti oleh Bupati Konawe Selatan Surunuddin Dangga.
Camat yang sebelumnya dianggap tidak melaporkan terkait dugaan perusakan mobil dan dianggap mengambil tindakan sepihak oleh bupati.
Lalu, Kasi Pidum Kejaksaan Negeri Konawe Selatan Andi Gunawan juga dicopot dari jabatannya. Kemudian digantikan oleh Bustanil Najamuddin. Saat sidang kelima kasus Supriyani, Senin (4/11) Bustanil terlihat mendampingi Kajari
Konawe Selatan Ujang Sutisna sebagai
JPU di PN Andoolo Konawe Selatan.
Diketahui sebelumnya, Kades Wonua Raya Rokiman, menyampaikan ada permintaan sejumlah uang dari oknum anggota di Polsek Baito ke guru honorer Supriyani.
Karena pernyataan itu, Propam Polda sudah memanggil Kades Wonua Raya Rokiman untuk dimintai keterangan di Polda Sulawesi Tenggara.
Kata Kabid Humas, Propam akan memeriksa dugaan pelanggaran kode etik terhadap oknum polisi yang diduga meminta uang Rp 2 juta dalam proses penyidikan, keduanya yakni
Kapolsek Baito dan Kanit Reskrim.
“Dalam hal ini oknum Kapolsek dan Kanit
Reskrim (Polsek),” ujar lis Kristianto, Senin (5/11).
Kemudian salah seorang kuasa hukum Supriyani yaitu Samsuddin, dicopot dari status
sebagai Ketua LBH HAMI Konawe Selatan.
Pemberhentian ini, dilakukan Ketua LBH HAMI Sultra Andre Darmawan, Selasa (5/11).
Surunuddin memberikan alasan mengapa ia mencopot camat Baito yang sebelumnya, karena camat tersebut tidak pernah berkoordinasi selama proses hukum Supriyani. Sehingga, dia tidak mengetahui perkembangan hukum kasus Supriyani.
Padahal, Supriyani dan korban anak yang mengaku dipukul, menurut bupati, merupakan warga Konawe Selatan.
“Saya juga kesal, adanya statmen penembakan mobil dinas Camat Baito. Jangan sembarangan bilang tembak, sebelum adanya laporan dari pihak berwenang,” ujar Baito.
Hingga kini, kasus Supriyani guru honorer SDN 4 Baito Konawe Selatan, masih belum menemukan titik terang. (die)